Scroll untuk baca artikel
Hukum & Kriminal

Korupsi Website Desa Palas Rugikan Negara Rp 2,7 Miliar: Dua Penyedia Divonis Penjara

×

Korupsi Website Desa Palas Rugikan Negara Rp 2,7 Miliar: Dua Penyedia Divonis Penjara

Sebarkan artikel ini
Korupsi Website Desa
Kedua terdakwa korupsi pengadaan website desa se-Kabupaten Padanglawas, menjalani sidang putusan di Pengadilan Tipikor Medan, Rabu (23/7/2025).

Topikseru.com – Cerita korupsi website desa di Kabupaten Padanglawas (Palas), Sumatera Utara, berujung di palu hakim. Dua terdakwa, Syafran Oloan Nasution dan Oliver Alexander Butar-butar, resmi dijatuhi vonis penjara karena terbukti korupsi proyek website desa yang justru mangkrak dan membuat negara buntung hingga Rp 2,7 miliar.

Baca Juga  Korupsi Dana Desa Rp 321 Juta, Mantan Kades di Humbahas Divonis 2,5 TaTahun Penjara

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Syafran Oloan Nasution selama 4 tahun, denda Rp100 juta subsider 3 bulan kurungan,” ujar Ketua Majelis Hakim Deny Syahputra di ruang Cakra 4 Pengadilan Tipikor Medan, Rabu (23/7).

Uang Pengganti Ratusan Juta

Tak hanya pidana badan, Syafran juga diwajibkan membayar uang pengganti (UP) kerugian negara senilai Rp 690 juta. Jika dalam satu bulan setelah vonis berkekuatan hukum tetap uang pengganti tak dibayar, harta benda Syafran akan disita untuk dilelang. Jika masih kurang? Penjara 2 tahun menanti.

Vonis untuk Oliver Alexander Butar-butar, komisaris CV Data Swa Media Berkat, sedikit lebih ringan. Ia dihukum 3,5 tahun penjara, denda Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan, plus membayar UP sebesar Rp 590 juta. Bila tak dibayar, gantinya penjara 1,5 tahun.

Fakta Persidangan Korupsi Website Desa

Kasus bermula pada tahun 2019 ketika kedua terdakwa selaku penyedia proyek, menggarap pengadaan website untuk 303 desa di Kabupaten Padanglawas.

Baca Juga  Korupsi Website Desa: Mantan Sekdes Botung Divonis 2 Tahun Penjara, Negara Rugi Rp 260 Juta

Namun, proyek itu hanya selesai sebagian. Dari 303 desa, 221 website desa mangkrak alias tak bisa digunakan. Hasilnya: uang rakyat pun raib sia-sia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *