Topikseru.com – Khutbah Jumat Hari Anak 25 Juli 2025: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman di mana Anak bukan sekadar anugerah biologis, melainkan titipan suci dari Allah yang penuh harapan dan amanah.
Dalam Islam, proses mendidik anak dimulai dari rumah, dengan kelembutan cinta, keteladanan sikap, dan lantunan doa yang tulus.
Ketika orang tua menanamkan nilai-nilai iman dan akhlak dalam suasana kasih, maka insya Allah masa depan anak-anak akan tumbuh dalam lindungan cahaya petunjuk-Nya. Naskah khutbah Jumat ini mengangkat tema: “Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Khutbah I
الحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيمِ الْحَكِيمِ، الرَّؤُوفِ الرَّحِيمِ، الَّذِي جَعَلَ الْأَوْلَادَ زِينَةً لِلْحَيَاةِ وَذُخْرًا لِلْمُسْلِمِينَ، وَسَبَبًا لِلسُّرُورِ وَالنَّعِيمِ، وَجَعَلَ صَلَاحَهُمْ سَبِيلًا إِلَى الْفَوْزِ وَالْجَنَانِ يَوْمَ الدِّينِ. نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنَجِّي صَاحِبَهَا مِنَ الْجَحِيمِ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْكَرِيمُ، الْمَبْعُوثَ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، ٱللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، صَلَاةً دَائِمَةً مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالدِّينِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا وَصِيَّةُ اللَّهِ لِلْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan kepada kita sekian banyak nikmat yang tidak terhitung jumlahnya.
Di antara nikmat terbesar itu adalah nikmat iman, nikmat Islam, serta nikmat keluarga yang menjadi tempat kita berbagi kasih dan membina masa depan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umatnya yang setia meniti jalan petunjuk hingga hari kiamat.
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.
Takwa yang tidak hanya berhenti pada ucapan dan niat, tetapi tampak nyata dalam perilaku sehari-hari: dalam ibadah, dalam mencari nafkah, dalam berinteraksi dengan sesama, dan khususnya dalam mendidik serta menjaga amanah anak-anak yang Allah titipkan kepada kita.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah, Setiap tanggal 23 Juli, bangsa kita memperingati Hari Anak Nasional.
Sebuah momen penting yang sepatutnya kita jadikan ajang muhasabah, merenung dan menilai diri: sejauh mana perhatian yang telah kita berikan kepada anak-anak kita?
Sudahkah kita menjalankan amanah besar ini dengan sungguh-sungguh, atau justru kita lalaikan dalam hiruk-pikuk urusan dunia?
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
Jamaah Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Di antara bentuk tanggung jawab besar yang Allah titipkan kepada kita adalah keluarga, khususnya anak-anak.
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an menjelaskan bahwa menjaga keluarga dari api neraka bermakna mendidik mereka dengan ilmu agama, membimbing mereka kepada akhlak yang baik, serta menjauhkan mereka dari jalan-jalan kesesatan.
Anak bukan sekadar pelengkap kebahagiaan dunia, melainkan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak.
Rasulullah SAW memberikan perhatian luar biasa kepada anak-anak. Dalam banyak riwayat, beliau mencium, menggendong, memeluk, dan mendoakan mereka dengan penuh kasih sayang.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, beliau bersabda: إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا ٱسْتَرْعَاهُ، أَحَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَ؟ Artinya, “Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap pemimpin atas yang dipimpinnya.
Apakah ia menjaganya atau menelantarkannya?” (HR. Abu Dawud) Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menjelaskan bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini.
Halaman : 1 2 Selanjutnya