Topikseru.com – Tim PKM dosen dan mahasiswa yang terdiri dari Vita Riahni Saragih, S.Pd., M.Pd. (Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar) sebagai ketua tim pengabdi, Rina Devi Romauli Siahaan, S.Sos., M.Pd. (Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar), Dewi Wahyuni, S.Pd., M.Pd. (Universitas Dharmawangsa) beserta 4 mahasiswa UHKBPNP melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PKM) bagi mitra sasaran guru-guru di SMK Swasta Surya Pematangsiantar pada tanggal 01 dan 08 Agustus 2025.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pelatihan dan Pengembangan Modul Ajar Digital Interaktif Berbasis Etnobudaya Mendukung Literasi Teknologi dan Kualitas Pembelajaran Guru SMK.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Sekolah SMK Swasta Surya Pematangsiantar Ibu Bintang Saurma Pasaribu, S.Pd., M.Pd. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di aula SMK Swasta Surya Pematangsiantar, dimana tim PKM memperoleh dana hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tahun anggaran 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan ini diawali oleh kegelisahan dari Kepala Sekolah SMK Swasta Surya Pematangsiantar Ibu Bintang Saurma Pasaribu, S.Pd., M.Pd. akan kurangnya kecakapan dan pemahaman akan media pembelajaran berbasis teknologi, kurangnya sosialisasi, pelatihan dan pendampingan literasi digital atau teknologi guru-guru di SMK Swasta Surya Pematangsiantar dan kurangnya media pembelajaran berbasis teknologi yang dapat menunjang profesionalisme guru seperti administrasi digital.
Hal ini yang diharapkan pada guru untuk mendukung penerapan deep learning (pembelajaran mendalam) dalam pembelajaran di kelas. Dengan dilaksanakan kegiatan pelatihan ini, diharapkan mitra menguasai dan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan dalam proses belajar mengajar di kelas dan kemitraan mencapai tujuan.
Vita Riahni Saragih, S.Pd., M.Pd. selaku ketua tim pelaksana PKM mengatakan pentingnya guru mengimbangi perkembangan teknologi informasi dengan kemampuan literasi teknologi, salah satunya dengan mengembangkan modul ajar digital yang interaktif.
Perlu memasukkan kearifan lokal (etnobudaya) dalam pembelajaran sangat diperlukan agar pembelajaran lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga unsur kebudayaan local dapat dilestarikan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya