Topikseru.com – Pada awal perdagangan hari ini. Selasa (2/9/2025) rupiah spot melemah tipis dibuka di level Rp 16.424 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.
Ini membuat rupiah melemah tipis 0,03% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.419 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.
Yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,24%. Disusul, ringgit Malaysia yang terkoreksi 0,07%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selanjutnya ada dolar Taiwan dan dolar Singapura yang sama-sama tertekan 0,06%. Lalu dolar Hongkong terlihat tergelincir 0,03%.
Berikutnya, yuan China turun 0,02% dan peso Filipina melemah 0,01% pada pagi ini.
Sementara itu, baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah menanjak 0,11%.
Diikuti, won Korea Selatan yang terlihat menguat 0,1% terhadap the greenback.
Analis Pasar: Rupiah Tergantung Perkembangan Demonstrasi
Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Senin (1/9/2025), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,49% dibanding pada penutupan perdagangan sebelumnya ke Rp 16.419 per dolar AS.
Sedangkan, rupiah berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah tipis 0,01% secara harian ke Rp 16.463 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, pergerakan rupiah pada Selasa (2/9/2025) diproyeksikan akan cenderung dipengaruhi oleh sentimen global, terutama dari Amerika Serikat.
Data ekonomi AS, seperti data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) dan perkembangan kebijakan moneter The Fed, akan menjadi faktor utama yang menentukan arah pergerakan dolar AS.
Jika data tersebut menunjukkan sinyal bahwa The Fed berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya lebih cepat dari perkiraan, maka dolar AS dapat melemah dan memberi ruang bagi penguatan rupiah.
Halaman : 1 2 Selanjutnya






