Topikseru.com – Pada 26 September 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $109,657 atau setara dengan Rp1.847.419.542 mengalami penurunan 2,35% dalam 24 jam terakhir.
Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp1.827.034.465 dan harga tertingginya di Rp1.891.786.959.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp36.650 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 50% menjadi Rp1.233 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga Bitcoin Hadapi Pola Rally dan Dump Pasca Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Seorang analis mengingat kembali bagaimana harga BTC bereaksi saat pemangkasan suku bunga The Fed pada 2024, di mana penurunan awal justru membuka jalan bagi reli besar.
Ia menekankan bahwa Bitcoin kala itu mengikuti pola penurunan singkat sebelum melesat ke level baru, sebuah urutan yang berpotensi terulang kembali.
Menariknya, sang pakar menilai struktur pasar saat ini memiliki kemiripan yang jelas, bahkan kali ini setup-nya bisa lebih kuat. Per 25 September, harga Bitcoin diperdagangkan di $111.101, tepat di atas zona support penting.
Menurut Pillows, kondisi ini mencerminkan latar belakang yang sebelumnya memicu reli 58% dari level sekitar $93.000 tahun lalu.
Sementara itu, ia tetap melihat prospek jangka panjang Bitcoin bersifat bullish, meskipun volatilitas jangka pendek mungkin memicu koreksi sementara.
Analisisnya mengaitkan reaksi masa lalu dengan grafik saat ini sebagai acuan untuk pergerakan berikutnya.
Mengapa Penurunan Jangka Pendek Bisa Mendahului Reli
Sang analis menjelaskan bahwa permintaan institusional terhadap BTC mulai menurun, dengan sebagian besar modal bergeser ke emas karena investor mencari stabilitas.
Di sisi lain, indikator teknikal turut memperkuat pandangannya, di mana DMI menunjukkan sinyal bearish yang mendukung proyeksi penurunan sekitar 11%.
Halaman : 1 2 Selanjutnya