Topikseru.com – Suasana di Kafka Space, Jalan Dr. Mansyur, Medan Selayang, mendadak berubah menjadi lautan warna-warni. Bukan karena mural atau instalasi seni, melainkan karena baju-baju bekas berkualitas yang tergantung rapi di puluhan gantungan besi.
Jaket vintage, kemeja flanel ala tahun 90-an, hingga celana kargo army, semuanya berebut perhatian pengunjung.
Inilah Medan Thrift Market 2025, festival thrifting terbesar di Sumatera Utara yang kembali digelar selama 5 hari, mulai 27 September hingga 1 Oktober 2025, dengan tema “The Colour Of Thrift.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Thrifting Bukan Barang Murahan, Tapi Budaya Kreatif

Saat ditemui Topikseru.com, Karmed, panitia penyelenggara, membuka alasan kuat di balik gelaran ini.
“Kami ingin speak up ke publik. Thrifting bukan hanya di pasar konvensional. Kami pelaku UMKM lokal, bagian dari industri kreatif. Walau belum dianggap pemerintah, kami mau tunjukkan bahwa kami juga berkontribusi bagi perekonomian daerah,” kata Karmed.
Festival ini bukan yang pertama. Sebelumnya, kegiatan serupa sudah digelar pada Maret 2025, dan tahun ini menjadi lanjutan dari semangat yang sama, yakni menguatkan eksistensi komunitas thrifting di Medan.
Lebih dari 60 Pedagang Thrift Hadir, dari Medan hingga Siantar
Tidak hanya dari Medan, lebih dari 30 tenant dan 60 pedagang thrift hadir dari berbagai daerah di Sumatera Utara:
- Binjai
- Deli Serdang
- Pematang Siantar
- dan sejumlah kota lainnya
Medan Thrift Market bukan hanya ruang transaksi, tetapi juga tempat berkumpulnya pelaku, penikmat, dan pecinta budaya thrifting.
Dari Kaskus ke TikTok: Perjalanan Thrifting Selama Satu Dekade

Penulis : Agus Sinaga
Editor : Muchlis
Halaman : 1 2 Selanjutnya