Scroll untuk baca artikel
Sosok

3 Pelajaran dari Vivi Sihay: Dari Kursi Roda ke Kerajinan Bernilai

×

3 Pelajaran dari Vivi Sihay: Dari Kursi Roda ke Kerajinan Bernilai

Sebarkan artikel ini
Vivi Sihay
Vivi Siti Hardiyanti (kiri) memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan tangan berkualitas. Foto: dok.pribadi/Vivi Siti Hardiyanti

Topikseru.com – Hidup kadang berubah tanpa aba-aba. Itu juga yang dialami Vivi Sihay, perempuan asal Medan yang kehilangan kemampuan berjalan hanya tiga hari setelah lulus SMK pada 2013. Dalam sekejap, masa depan yang ia bayangkan runtuh. Tapi Vivi bukan tipe yang tinggal diam.

Alih-alih berhenti, ia mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Dari rumahnya, ia menjadikan sampah plastik, yang dianggap masalah, sebagai peluang ekonomi, ruang kreatif, dan medium pemberdayaan.

Kisah Vivi bukan sekadar inspirasi, tapi bukti bahwa perubahan bisa lahir dari tangan siapa saja, dari ruang sekecil apapun.

1. Ketika Batas Fisik Tidak Membatasi Pikiran

Awal keterpurukan itu sunyi dan panjang. Vivi mengaku sempat jenuh karena merasa tak punya ruang untuk produktif. Data BPS menunjukkan hal yang sama, yakni penyandang disabilitas masih minim akses pada lapangan kerja.

Baca Juga  5 Penyebab Timnas Indonesia Kalah Melawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia

Namun ia memilih jalan berbeda.

Vivi Sihay
Vivi Sihay (Kiri) belajar kerajinan tangan dari sebuah grup daur ulang di facebook Foto : dok. pribadi/ Vivi Siti Hardiyanti

Dari sebuah grup daur ulang di Facebook, Vivi menemukan ide sekaligus tantangan baru. Ia belajar menjahit dari nol, yakni mengoperasikan mesin hanya dengan tangan. Tidak instan, tapi tekadnya lebih keras dari keterbatasannya.

“Semua ini adalah tantangan baru bagi saya,” ucapnya.

2. Sampah Plastik Disulap Jadi Rupiah dan Harapan

Vivi memilih limbah plastik bukan karena ikut-ikutan, tapi karena realistis.

“Bahannya mudah ditemukan dan tidak memerlukan modal besar,” kata Vivi.

Vivi Sihay
Dompet panjang dari daur ulang karya Vivi Sihay Foto: instagram.com/vivisihay2