Topikseru.com – Pada perdagangan 6 Oktober 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $124,143 atau setara dengan Rp2.048.628.629, mengalami kenaikan 0,32% dalam 24 jam terakhir.
Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp2.019.025.161 dan harga tertingginya di Rp2.064.814.522.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp41.070 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 87% menjadi Rp1.220 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam catatan yang dibagikan kepada jurnalis keuangan ternama Walter Bloomberg, Kepala Riset Aset Digital Standard Chartered, Geoff Kendrick, menyebutkan bahwa pergerakan harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi global.
Menurutnya, jika penutupan pemerintahan AS (government shutdown) berlangsung lebih lama, Bitcoin justru bisa mendapatkan keuntungan karena korelasinya dengan Treasury term premiums.
Saat ini, semakin banyak investor yang melihat Bitcoin sebagai instrumen lindung nilai (hedge) di tengah ketidakpastian fiskal dan politik.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $124.143, turun sedikit setelah mencapai ATH baru di $125.700 pada hari Minggu (5/10). Standard Chartered memproyeksikan harga Bitcoin akan segera menembus $135.000, sebelum melanjutkan kenaikan hingga mencapai $200.000 (Rp3,32 miliar) pada akhir tahun 2025.
Sementara itu, Citigroup memiliki pandangan yang lebih agresif, memperkirakan harga Bitcoin bisa naik hingga $231.000 dalam 12 bulan ke depan.
Kendrick menambahkan bahwa korelasi kuat antara Bitcoin dan pergerakan Treasury AS menjadi salah satu faktor pendorong utama.
Kenaikan term premium biasanya mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kondisi keuangan pemerintah, yang kemudian mendorong minat terhadap aset alternatif seperti Bitcoin.
Halaman : 1 2 Selanjutnya