Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Menguat Tipis 1,69 Poin Bersandar di Level 167,71 Pagi Ini

×

IHSG Menguat Tipis 1,69 Poin Bersandar di Level 167,71 Pagi Ini

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis pada perdagangan pagi ini, setelah kemarin ditutup terkoreksi.

Topikseru.com – Pada perdagangan Kamis (9/10/2025) pukul 09.04 WIB Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis pada perdagangan pagi ini, setelah kemarin ditutup terkoreksi.

Berdasarkan data yang dilansir dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG menguat tipis 0,02% atau bertambah 1,69 poin ke level 8/167,71 di pasar spot.

Kenaikan IHSG ditopang mayoritas indeks sektoral dengan sektor yang naik paling tinggi antara lain infrastruktur, Kesehatan, energi, barang konsumer non primer, barang baku, dan transportasi.

Total volume perdagangan saham di BEI mencapai 2,57 miliar dengan nilai transaksi tembus Rp 1,89 triliun. Ada 283 saham yang menguat, 155 saham yang melemah dan 185 saham yang stagnan.

Top gainers di LQ45 adalah:

1. PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 10,51% ke Rp 1.525 per saham
2. PT Indosat Tbk (ISAT) 2,47% ke Rp 1.865 per saham
3. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 2,16% ke Rp 1.895 per saham

Baca Juga  IHSG Semakin Tertekan Melemah 29,288 Poin Terduduk di Level 8.208,796 Siang Ini

Top losers di LQ45 adalah:

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 2,70% ke Rp 3.240 per saham
2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 1,79% ke Rp 55 per saham
3. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) 1,35% ke Rp 4.400 per saham

Analis MNC Sekuritas: IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah

Pada perdagangan Rabu (8/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,04% ke level 8.166,03. Koreksi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menjelaskan pelemahan IHSG salah satunya dipicu oleh turunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke level 115 pada September 2025.

Kondisi ini memberi sinyal bahwa daya beli masyarakat tengah menurun.