Topikseru.com – Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru 100 persen terhadap barang asal Tiongkok.
Ancaman itu muncul usai Beijing pada Kamis (9/10/2025) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang (rare earth) yang dinilai sangat penting bagi industri global, mulai dari teknologi, energi, hingga pertahanan.
China: “Kami Akan Ambil Tindakan”
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan negaranya tidak tinggal diam atas manuver terbaru AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“China dengan tegas menolak pembatasan dan sanksi AS baru-baru ini, dan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah,” kata Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Senin (13/10/2025).
Menurut Lin, mengancam tarif tinggi bukanlah cara tepat menghadapi China. Ia menyebut Washington harus kembali pada kesepahaman bersama yang dicapai antara Trump dan Xi Jinping dalam pembicaraan telepon sebelumnya.
“Jika AS tetap menolak mengubah arah, China akan bertekad kuat mengambil tindakan untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya secara mandiri,” tegas Lin.
Asal-Usul Konflik: Tanah Jarang Jadi Senjata
China baru saja memperketat kendali ekspor tanah jarang, termasuk teknologi penambangan, peleburan, produksi material magnetik, hingga daur ulang. Langkah itu dinyatakan demi menjaga keamanan dan kepentingan nasional.
Halaman : 1 2 Selanjutnya