Topikseru.com – Pada awal perdagangan Kamis (16/10/2025) Indeks Hagra Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi di antara zona negatif dan positif.
IHSG sempat melemah saat dibuka, namun pada pukul 09.04 WIB, IHSG menguat 33,19 poin atau 0,43% ke 8.088,17.
Sebanyak 244 saham naik, 167 saham turun dan 202 saham stagnan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tujuh indeks sektoral menguat, sedangkan empat indeks sektoral lainnya masuk zona merah.
Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor perindustrian yang naik 0,92%, sektor kesehatan naik 0,61% dan sektor energi yang naik 0,49%.
Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor barang konsumen non siklikal yang turun1,06%, sektor infrastruktur turun 0,19% dan sektor properti yang turun 0,14%.
Total volume perdagangan saham di bursa pagi ini mencapai 1,52 miliar saham dengan total nilai Rp 1,54 triliun.
Top gainers LQ45 pagi ini adalah:
1.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) (4,14%)
2. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) (4,09%)
3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) (3,76%)
Top losers LQ45 pagi ini adalah:
1. PT Indosat Tbk (ISAT) (-2,86%)
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) (-2,73%)
3. PT Map AKtif Adiperkasa Tbk (MAPA) (-2,44%)
Analis Pasar: IHSG Berpeluang Menguat dengan Support 8.020 dan Resistance 8,087
Pada perdagangan hari ini Kamis (16/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat kembali di pasar spot.
Sementara, Pada perdagangan Rabu (15/10/2025), IHSG ditutup melemah 0,19% atau terpangkas 15,34 poin ke level 8.051,17 pada perdagangan Rabu (15/10/2025).
Dengan total volume perdagangan saham di BEI mencapai 35,66 miliar dengan nilai transaksi Rp 29,14 triliun.
Ada 449 saham yang melemah, 232 saham yang menguat dan 122 saham yang stagnan.
Menanggapi hal tersebut, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, IHSG hari ini ditutup terkoreksi di tengah penguatan mayoritas bursa global dan Asia serta nilai tukar rupiah yg menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, pergerakan IHSG dibebani emiten-emiten konglomerasi dan juga perbankan big caps yang mayoritas bergerak terkoreksi. Yang mana, terjadi aksi lanjutan profit taking setelah beberapa waktu bergerak menguat.
Halaman : 1 2 Selanjutnya