“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan

Minggu, 19 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komunitas Nonblok Sikukeluang hadirkan karya seni instalasi dari limbah plastik sebagai kritik terhadap perkebunan sawit di Pekanbaru, dalam ajang Jong’s Batak Art Festival 2025 di Taman Budaya Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan, Minggu (19/10/2025). Topikseru.com/Agus Sinaga

Komunitas Nonblok Sikukeluang hadirkan karya seni instalasi dari limbah plastik sebagai kritik terhadap perkebunan sawit di Pekanbaru, dalam ajang Jong’s Batak Art Festival 2025 di Taman Budaya Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan, Minggu (19/10/2025). Topikseru.com/Agus Sinaga

Topikseru.com – Karya seni bisa jadi medium kritik sosial yang tajam. Hal itu ditunjukkan oleh Komunitas seni Nonblok Sikukeluang asal Pekanbaru, Riau, yang memamerkan instalasi seni dari limbah plastik bertajuk “Habis Asap Terbitlah Sawit” dalam gelaran Jong’s Batak Art Festival 2025 di Taman Budaya Medan, Minggu (19/10/2025).

Instalasi ini secara lugas menyentil isu perkebunan sawit, kebakaran hutan, dan tanah ulayat yang selama ini menjadi problem besar di Riau.

Kritik Tajam pada Perkebunan Sawit

Ade, salah satu anggota Nonblok Sikukeluang, menjelaskan bahwa karya ini menggambarkan siklus destruktif yang dialami masyarakat Riau.

Menurutnya, padamnya api dan hilangnya asap akibat kebakaran hutan bukan berarti alam pulih, melainkan awal dari masuknya industri monokultur sawit.

“Ini adalah narasi tentang siklus destruktif, di mana padamnya api dan hilangnya asap bukan pertanda pulihnya alam, melainkan awal dari kebangkitan industri monokultur yang menggantikan hutan, penghidupan, dan kebudayaan yang telah lama tumbuh di sana,” ujarnya.

Luka Lama Kebakaran Hutan Riau

Ade juga mengingatkan bahwa kebakaran hutan di Riau sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Meski sejak 2014 jumlah kasus menurun, dampak sosial-ekologisnya masih membekas hingga hari ini.

Penulis : Agus Sinaga

Editor : Muchlis

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Nonblok Ekosistem Ubah Limbah Plastik Jadi Karya Seni: Gerakan “Operasi Asoy” Anak Muda Riau Melawan Sampah
Komunitas Kemangteer Tanam 1.000 Mangrove dan Bersihkan Pantai Paluh Getah Deli Serdang
Balai Taman Nasional Tesso Nilo: Anak Gajah Tari Mati Terinfeksi Virus EEHV
JATAM Tuding PT Position Melakukan Penambangan Ilegal
Hari Mangrove, Mengintip Clean Up Para Pegiat di Konservasi Mangrove Binaan PTAR
Suhu Panas Medan Sentuh 37,8 Derajat, BMKG Peringatkan Risiko Kebakaran hingga Dehidrasi
Gen Z Penjaga Rimba: 12 Mahasiswa Sumut-Aceh Terima Beasiswa Peduli Orangutan 2025
Demi Ekosistem Batang Toru, Sumut Minta Kementerian Stop Izin Angkut Kayu

Berita Terkait

Minggu, 19 Oktober 2025 - 19:57

“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan

Senin, 22 September 2025 - 09:24

Komunitas Kemangteer Tanam 1.000 Mangrove dan Bersihkan Pantai Paluh Getah Deli Serdang

Senin, 15 September 2025 - 15:03

Balai Taman Nasional Tesso Nilo: Anak Gajah Tari Mati Terinfeksi Virus EEHV

Minggu, 24 Agustus 2025 - 13:06

JATAM Tuding PT Position Melakukan Penambangan Ilegal

Minggu, 27 Juli 2025 - 13:45

Hari Mangrove, Mengintip Clean Up Para Pegiat di Konservasi Mangrove Binaan PTAR

Berita Terbaru