Topikseru.com – Naskah Khutbah Jumat: Petaka ketika Umat Islam Jauh dari Ulama di mana akhir-akhir ini, ada tayangan televisi yang menjelma menjadi instrumen yang menyudutkan pesantren dan ulama.
Tayangan yang mem-framing negatif citra ulama yang ditayangkan itu dapat menggiring masyarakat untuk menjauhi dan bahkan menghina para ulama.
Ketika umat Islam telah jauh dari ulama, maka dikhawatirkan akan timbul petaka karena umat telah jauh dari pelita kegelapan yang membawa wasiat nabi.
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْـدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah senantiasa kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan terus berupaya melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sebab, derajat kemuliaan seseorang tidak diukur dengan seberapa tinggi jabatannya, seberapa banyak hartanya atau seberapa besar pengaruhnya di masyarakat.
Akan tetapi, tolok ukur kemuliaan seseorang di sisi Allah adalah sedalam apa hatinya memiliki rasa takwa kepada Allah. Allah swt berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ [الحجرات: 13]
Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 13)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Akhir-akhir ini, kita menyaksikan bagaimana media telah menjadi ajang caci maki dan saling menghina.
Parahnya lagi, tidak sedikit konten kreator bahkan TV Nasional mem-framing negatif terhadap para kiai dan ulama dengan tuduhan keji dan tidak bertanggung jawab.
Mereka lupa, bahwa ulama bukan sekadar manusia biasa. Ulama adalah penjaga warisan kenabian, penyambung cahaya petunjuk di tengah gelapnya zaman.
Mereka memiliki kedudukan yang tidak dapat disandingkan dengan orang awam pada umumnya. Dalam Q.S. Al-Zumar ayat 9, Allah swt berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya: “Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Al-Zumar [39]: 09) Ayat di atas menjadi bukti betapa mulianya kedudukan para ulama.
Mereka adalah pewaris nabi yang membimbing umat untuk mengenal Allah dengan cahaya ilmu dan kejernihan akhlak.
Dalam Al-Quran, ulama disebut sebagai sosok yang selalu khasyyah (takut) kepada Allah swt. karena merekalah yang paling mengenal dan mengetahui keagungan Allah swt.
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ [فاطر: 28] Artinya: “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S Fathir [35]: 28) Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Bila umat Islam menjauh dari ulama, maka sesungguhnya mereka sedang berjalan menuju jurang kehancuran.
Dalam kondisi seperti ini, marilah kita bersama-sama merenungkan sebuah hadits yang terdapat dalam Kitab Nashaihul ‘Ibad. Rasulullah saw, bersabda:












