Topikseru.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan pasar bebas yang telah dianut Indonesia selama 28 tahun terakhir. Pernyataan tersebut disampaikan saat Orasi Ilmiah Wisuda Sarjana Universitas Al Washliyah Medan di Hotel Selecta, Medan, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, penerapan liberalisasi ekonomi sejak era reformasi memang membawa pertumbuhan, namun kecepatan progres Indonesia justru kalah jauh dari negara lain.
“Reformasi sudah 28 tahun. Kita menganut pasar bebas sebebas-bebasnya. Ya, kita maju, tapi negara lain jauh lebih cepat majunya,” ujar Zulkifli Hasan atau Zulhas di hadapan ribuan wisudawan.
Dominasi Pemodal Besar di Sektor Pangan
Menko Pangan menilai kapitalisasi modal besar kini mendominasi hampir seluruh sektor strategis, termasuk pertanian, peternakan, hingga komoditas pangan.
Dia menyebut 80 persen petani kini tidak lagi memiliki lahan, memaksa mereka beralih profesi menjadi buruh tani.
“Segala unit usaha dikendalikan pemilik modal. Kedelai dikendalikan satu orang, telur dua orang, teh manis delapan orang,” tuturnya.
Pernyataan itu menggambarkan lemahnya intervensi negara dalam kedaulatan pangan.
Prabowo Disebut Berani Koreksi Kebijakan Pasar Bebas
Dia menegaskan, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kini melakukan pembenahan arah kebijakan ekonomi yang dianggap terlalu lama dibiarkan mengalir mengikuti pasar.
“Yang berani koreksi namanya Prabowo Subianto. Negara harus kuat,” ujarnya tegas.
Menko Pangan bahkan menyinggung era Soeharto yang dinilainya sukses membangun industri dasar seperti pesawat, petrokimia, baja, hingga satelit Palapa.
Program Danantara: Hilirisasi Nasional Berbasis Tambang
Dalam pemaparannya, ia memperkenalkan Program Danantara – strategi besar hilirisasi di sektor nikel, timah, dan batu bara.








