Topikseru.com – Aksi solidaritas kembali menggema di pusat Kota Medan. Sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Aksi Kamisan Medan menggelar demonstrasi di Titik Nol pada Kamis, 30 Oktober 2025. Mereka menyoroti pembunuhan 14 warga sipil dalam insiden Soanggama, Intan Jaya, serta perampasan wilayah adat di Anim Ha, Papua Selatan.
Unjuk rasa tersebut menyoroti maraknya praktik militerisme dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terus membayangi masyarakat Papua. Para peserta aksi membawa poster, pita hitam, hingga orasi bergantian menolak praktik kekerasan yang dinilai sistematis.
Tuding Praktik Represif Negara
Syahrul, salah satu peserta aksi, menilai kekerasan terhadap masyarakat Papua telah berlangsung lama dan terstruktur.
“Dari dulu sampai sekarang mereka ditindas oleh negara, tanah mereka dirampas, yang protes direpresi,” ujarnya lantang.
Dia menegaskan, penembakan yang menewaskan 14 warga di Soanggama, Intan Jaya, kembali menambah daftar pelanggaran HAM berat di Tanah Cenderawasih.
Food Estate dan Pembabatan Hutan Adat Diprotes
Peserta aksi lainnya, Adhe Junaedy, menyoroti perampasan lahan adat untuk proyek strategis nasional. Ia membandingkannya dengan penguasaan tambang emas Freeport sejak era Orde Baru.
“Kekerasan secara sistematis itu datang dari negara,” kata Adhe.












