Topikseru.com – Pada perdagangan harga Bitcoin (BTC) berpotensi anjlok hampir 50% jika tren penurunan dalam sebulan terakhir berlanjut, menurut analis Bloomberg, Mike McGlone.
Melansir data Coinmarketcap, harga Bitcoin (BTC) selaku kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar turun 1,88 persen dalam 24 jam terakhir. Menjadi senilai USD 101.557 per koin atau setara Rp 1,69 miliar (kurs Rp 16.700 per dolar AS).
Dalam unggahan di X pada Kamis (7/11/2025), McGlone menyebut bahwa level US$100.000 bisa menjadi “speed bump menuju US$56.000”, menandai potensi koreksi menuju rata-rata pergerakan 48 bulan di kisaran level tersebut.
“Pergerakan Bitcoin sejauh ini masih tergolong normal, menyerupai pola koreksi setelah reli panjang seperti yang terjadi pada 2025,” ujar McGlone dilansir dari Cointelegraph Jumat (7/11/2025).
Sebagai informasi, mengambil data Coinmarketcap pukul 09.39 WIB, harga Bitcoin di level US$101.503 atau turun 1,62% dalam 24 jam terakhir.
Namun, sejumlah analis menilai penurunan harga Bitcoin di bawah US$100.000 pada 4 November lalu kemungkinan sudah menandai titik terendah (local bottom).
Berdasarkan data CoinMarketCap, BTC sempat jatuh ke US$98.000 sebelum kembali naik tipis ke sekitar US$101.380.












