Topikseru.com – Prospek harga emas pada 2026 sangat dipengaruhi dua variabel utama, yakni perkembangan kebijakan tarif dagang internasional dan arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Demikian disampaikan Shaokai Fan, Head of Asia Pacific (ex-China) dan Global Head of Central Banks World Gold Council (WGC), dalam taklimat media di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Menurut Shaokai, apabila sengketa tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya mereda, sebagian risiko pasar akan turun dan tekanan yang selama ini mendorong permintaan safe‑haven, termasuk emas, bisa berkurang.
“Jika perselisihan tarif selesai dengan baik, sebagian risiko di pasar mungkin akan berkurang, sehingga harga emas kemungkinan tidak terpengaruh,” ujarnya.
Fed dan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga: Pemicu Utama Reli Emas
Faktor lain yang mendapat sorotan WGC adalah potensi pemangkasan suku bunga The Fed. Shaokai menilai penurunan Fed Funds Rate akan menjadi katalis positif bagi emas karena menekan suku bunga riil dan meningkatkan daya tarik aset non‑imbal hasil seperti emas.
Dia juga menyinggung rencana Presiden AS, Donald Trump, yang disebut-sebut bakal menunjuk ketua The Fed yang lebih condong pada pelonggaran moneter, sebuah dinamika yang berpotensi mendorong emas lebih tinggi jika realisasinya terjadi.
Analisis pasar menunjukkan sentimen serupa, banyak bank besar memproyeksikan skenario harga emas yang lebih tinggi pada 2026 seandainya penurunan suku bunga berlanjut dan permintaan dari bank sentral serta investor institusional tetap kuat.












