Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Khutbah Jumat 14 November 2025: 4 Cara Meraih Rezeki yang Berkah

×

Khutbah Jumat 14 November 2025: 4 Cara Meraih Rezeki yang Berkah

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat 14 November 2025: 4 Cara Meraih Rezeki yang Berkah di mana di zaman yang serba membutuhkan validasi seperti saat ini, kita sering kali terjebak dalam lingkaran kebutuhan yang tak pernah berakhir.

Topikseru.com – Khutbah Jumat 14 November 2025: 4 Cara Meraih Rezeki yang Berkah di mana di zaman yang serba membutuhkan validasi seperti saat ini, kita sering kali terjebak dalam lingkaran kebutuhan yang tak pernah berakhir.

Kita terus-menerus mencari validasi dari orang lain, membandingkan hidup kita dengan orang lain, dan merasa tidak cukup.

Padahal ada sebuah kebenaran yang sering kali kita lupakan: keberkahan rezeki tidak terletak pada jumlah harta benda yang kita miliki, tapi pada bagaimana kita menghargai dan memanfaatkan apa yang kita punya.

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَ أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Alhamdulillah segala puji kita haturkan kepada Allah Ta’ala yang telah menganugerahkan kita berbagai kenikmatan, terutama adalah keimanan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, yang telah menjadi pelita bagi dunia, menerangi kita dari kehinaan kufur dan perbuatan-perbuatan tercela menuju cahaya keimanan dan perilaku yang terpuji.

Dalam kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada hadirin sekalian, khususnya untuk diri khatib pribadi, untuk bersama-sama kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.

Dengan takwalah hidup akan menjadi lebih bermakna, dan dengan takwa pula seorang hamba akan mendapatkan segala yang dicita-citakan.

Allah Ta’ala berfirman:

‎وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya, “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At-Thalaq: 2-3).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah Kadang secara tidak Sadar kita masih sering salah dalam memaknai rezeki, Imam Sya’rawi, dalam kitab tafsirnya menyatakan bahwa:

‎وَالرِزْقُ هُوَ مَا انْتَفَعَ بِهِ الْإِنْسَانُ، وَإِنْ كَانَ النَّاسُ يَنْظُرُونَ إِلَى الرِزْقِ عَلَى أَنَّهُ الْمَادَّةُ فَقَطْ؛ مِنْ مَالٍ وَأَرْضٍ وَعَقَارٍ وَطَعَامٍ وَلِبَاسٍ، وَلَكِنَّ الْحَقِيقَةَ أَنَّ الرِزْقَ مَجْمُوعُ أَشْيَاءَ مُتَعَدِيدَةٍ؛ مِنْهَا مَا هُوَ مَادِيٌّ وَمَا هُوَ مَعْنَوِيٌّ.

Artinya, “Rezeki adalah perkara yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, meskipun mayoritas orang hanya melihat rezeki hanya bersifat materi saja, seperti uang, tanah, pekarangan, makanan dan pakaian saja. Namun, pada hakikatnya rezeki merupakan kumpulan berbagai hal yang dapat dimanfaatkan, termasuk yang berupa materi atau non materi,”

Maka dengan mengikuti pengertian ini seharusnya kita paham bahwa rezeki tidaklah harus berupa harta benda semata.

Dengan kesalahan pengertian inilah, kita sering terjebak dalam kebutuhan yang tidak pernah berakhir, terlebih di zaman ketika banyak orang haus akan validasi atau pengakuan seperti saat ini.

Hal inilah menyebabkan kita selalu membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain dan selalu merasa kurang.

Padahal Allah Ta’ala telah berfirman dalam surat Hud ayat 6: ‎

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا، وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.

Ayat ini merupakan jaminan dari Allah Ta’ala kepada seluruh makhluk hidup agar tidak risau dalam urusan rezeki, Karena rezeki sudah dijamin oleh Allah Ta’ala kepada siapa dan dimanapun berada, semua akan tepat pada porsinya.