Topikseru.com – Bencana tanah longsor melanda wilayah Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (13/11/2025) petang setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak sore hari.
Akibat kejadian ini, belasan rumah di dua dusun, yaitu Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut di Desa Cibeunying, tertimbun material longsor.
Peristiwa ini menjadi salah satu bencana terbesar yang melanda Cilacap sepanjang tahun 2025, dengan total 46 warga terdampak, termasuk korban hilang, meninggal dunia, hingga selamat.
Desa Cibeunying: Wilayah Rawan Longsor di Lereng Perbukitan Majenang
Desa Cibeunying merupakan desa dengan luas area 10,97 km² yang berada sekitar 2,8 km dari pusat Kecamatan Majenang dan 82 km dari pusat Kabupaten Cilacap. Desa ini memiliki kontur perbukitan yang rentan terhadap longsor ketika curah hujan tinggi.
Secara administratif, Desa Cibeunying terdiri dari, 9 Dusun, 51 RT dan 11 RW.
Dusun-dusun tersebut antara lain: Cigaru, Tarukahan, Babakan, Cibuyut, Jaringao, Nagari, Cijeungjing, dan Cikadu.
Dua dusun yang terdampak paling parah adalah Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, yang berada di zona tebing rawan pergerakan tanah.
Detik-Detik Longsor: Suara Gemuruh dari Bukit dan Warga Panik Menyelamatkan Diri
Kepala Dusun Tarukahan menjadi salah satu saksi kunci yang menggambarkan suasana mencekam menjelang longsor besar tersebut.
Menurut penuturannya, sekitar pukul 20.00 WIB, hujan deras yang turun sejak sore memicu pergerakan tanah di perbukitan.
“Suara gemuruh terdengar keras dari arah bukit. Banyak warga langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya, Jumat (14/11/2025).
Beberapa menit setelah suara gemuruh, material longsor berupa tanah, bebatuan, dan batang kayu besar meluncur deras ke pemukiman warga yang berada di lereng. Dalam hitungan detik, puluhan rumah tertimbun.
Situasi saat itu sangat gelap karena listrik padam, sehingga warga kesulitan melihat arah datangnya material longsor. Kepanikan meluas saat beberapa rumah roboh dan tertutup tanah setinggi beberapa meter.
Upaya Penyelamatan di Tengah Gelap dan Risiko Longsor Susulan
Warga bersama tim SAR gabungan bergerak cepat melakukan pencarian meski kondisi sangat berbahaya. Mereka bekerja hanya berbekal penerangan seadanya di tengah ancaman longsor susulan.
Dalam pencarian awal, tim berhasil menemukan seorang korban selamat bernama Dislam. Namun cucunya, Julia (20), ditemukan meninggal dunia tertimbun material tanah.
“Korban atas nama Julia sudah berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal,” jelas Kepala Dusun.
Sementara itu, kondisi cuaca yang masih ekstrem dan tanah yang masih labil menyulitkan proses evakuasi. Alat berat juga kesulitan masuk karena akses jalan tertutup material longsor.
Data Terbaru: 46 Warga Terdampak, 21 Orang Masih Hilang
Berdasarkan laporan terbaru dari BPBD Jawa Tengah, total ada 46 korban dalam kejadian ini, dengan rincian:







