Topikseru.com – Ketegangan di kawasan Teluk kembali meningkat setelah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan telah menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall, Talara, saat melintas di Selat Hormuz pada Sabtu (15/11/2025).
Kapal ini tercatat sedang mengangkut 30.000 ton petrokimia dengan rute menuju Singapura.
Dalam pernyataannya, IRGC menyebut kapal tersebut ditangkap pada 07.30 waktu setempat (11.00 WIB) oleh unit tanggap cepat angkatan laut setelah mendapatkan izin dari otoritas yudisial Iran.
“Setelah melacak pergerakan kapal Talara dan memperoleh izin resmi, IRGC melakukan pencegatan serta penyitaan,” tulis otoritas militer Iran dalam keterangan resminya.
Diduga Melanggar Ketentuan Pengangkutan Kargo
Menurut IRGC, pemeriksaan awal menunjukkan bahwa dokumen dan muatan kapal bermasalah.
Setelah verifikasi, kapal diduga melanggar ketentuan terkait pengangkutan petrokimia, meski detail pelanggaran tidak dirinci.
Insiden ini mengemuka beberapa hari setelah Columbia Shipmanagement, operator kapal yang berbasis di Siprus, melaporkan kehilangan kontak dengan Talara pada 14 November.
Kapal tersebut mengangkut bahan bakar diesel berkadar sulfur tinggi, dan hingga kini perusahaan masih berkoordinasi dengan otoritas keamanan maritim untuk memulihkan komunikasi.
Selat Hormuz: Jalur Energi Paling Krusial di Dunia
Selat Hormuz merupakan salah satu jalur perdagangan energi paling vital di dunia, menghubungkan Teluk Persia, yang menjadi pusat produksi minyak Iran, Irak, dan negara teluk lainnya, dengan Teluk Oman dan Samudra Hindia.







