Topikseru.com – Tragedi demi tragedi yang menimpa Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Utara di Kamboja terus menghiasi pemberitaan nasional.
Dalam kurun 2023 hingga 2025, jumlah korban meninggal tak hanya meningkat drastis, tetapi juga mengungkap pola kejahatan terstruktur jaringan internasional yang mempekerjakan warga Indonesia secara ilegal di perusahaan penipuan daring (online scam).
Laporan lapangan, testimoni keluarga korban, serta data dari lembaga pemerintah menunjukkan bahwa sebagian besar PMI ini direkrut melalui jalur nonprosedural, diberangkatkan menggunakan visa turis, dan kemudian dipaksa bekerja dalam kondisi tidak manusiawi, bahkan mengalami penyiksaan fisik hingga berujung kematian.
Artikel ini menyajikan laporan investigatif lengkap mengenai rangkaian kasus kematian PMI asal Sumatera Utara di Kamboja sepanjang 2023–2025.
Argo Prasetyo (25): Ditemukan Tak Berdaya di Perbatasan Kamboja–Vietnam
Kasus paling baru terjadi pada 30 September 2025, ketika Argo Prasetyo, pemuda 25 tahun asal Langkat, Sumatera Utara, ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kawasan Krong Bavet, perbatasan Kamboja–Vietnam.
Saat ditemukan, tubuh Argo dipenuhi luka lebam, diduga kuat akibat penyiksaan berat yang dialaminya sebelum meninggal.
Pada 14 November 2025, jenazah Argo tiba di Bandara Internasional Kualanamu, diserahkan secara resmi oleh:
-
DPD RI Provinsi Sumut
-
BP3MI Sumatera Utara
-
Otoritas Bandara Kualanamu
Keluarga langsung membawa pulang jenazah untuk dimakamkan di kampung halaman.
Hingga kini, identitas pelaku dan perusahaan tempat Argo bekerja belum terungkap. Namun indikasi kuat mengarah pada kantor scam yang dikenal melakukan perekrutan ilegal dan penggunaan kekerasan terhadap pekerjanya.
Kematian Tragis Nazwa Aliya (19): Meninggal Akibat Hepatitis Toksik
Pada Agustus 2025, warga Sumut kembali dikejutkan oleh kabar kematian Nazwa Aliya (19), PMI asal Percut Sei Tuan, Deli Serdang.
Nazwa meninggal setelah dirawat di Siem Reap Referral Hospital, akibat hepatitis toksik yang dipicu overdosis paracetamol. Nazwa berangkat pada 30 Mei 2025 menggunakan visa turis, sebuah modus yang umum digunakan perekrut PMI ilegal.
Meski pihak kepolisian Kamboja menyatakan tidak ditemukan unsur TPPO, keluarga meyakini Nazwa bekerja di bawah tekanan berat dan jam kerja ekstrem sebelum sakit.
Jenazah dipulangkan pada 31 Agustus 2025, disambut isak tangis keluarga.
Azwar (32): Dijanjikan Jadi Penyanyi, Dijual sebagai Buruh Scam
Kasus Azwar (32) dari Asahan menjadi salah satu yang paling mengerikan. Ia dijanjikan bekerja sebagai penyanyi di Malaysia dengan gaji USD 800 per bulan pada April 2025. Namun pria berinisial A dari Medan justru menerbangkannya ke Kamboja.
Di sana, Azwar:
-
Dipaksa bekerja 16–18 jam per hari
-
Diancam jika tidak memenuhi target scam
-
Mengalami kekerasan fisik dan mental
-
“Dijual” ke perusahaan scam lain
-
Diminta tebusan Rp40 juta untuk bisa pulang
Keluarga sempat mengirim Rp15 juta, namun komunikasi terputus. Video call terakhir menunjukkan Azwar dalam kondisi sangat kritis.
Pada 10 Juni 2025, keluarga mendapat kabar bahwa Azwar meninggal. Otoritas Kamboja mengklaim ia bunuh diri, namun keluarga menolak keterangan tersebut karena banyak kejanggalan.
Jenazah baru dapat dipulangkan pada 8 Agustus 2025, atau dua bulan setelah kematiannya.
Video Penyiksaan Warga Binjai Viral pada 2024
Pada September 2024, publik digemparkan oleh video 54 detik yang menunjukkan penyiksaan brutal terhadap seorang pemuda diduga PMI asal Binjai.
Dalam video tersebut:
-
Korban mengenakan baju hitam dan celana pendek
-
Tubuhnya tampak kurus
-
Ia terus memohon ampun
-
Dua pria dewasa memukulinya dan menyetrumnya
Video tersebut viral di grup komunitas PMI Kamboja. Tidak lama kemudian, korban dikabarkan meninggal dunia akibat penyiksaan.
Hingga 2025, tidak ada pelaku yang berhasil ditangkap.
Revaldo Sinaga: Kematian yang Disembunyikan Lebih dari Satu Tahun
Pada 2023, Revaldo Sinaga, warga Deli Serdang, meninggal dunia di Kamboja. Namun keluarganya baru diberi kabar setahun kemudian, pada November 2024.
Kasus ini menegaskan bahwa banyak perusahaan scam menyembunyikan kematian PMI untuk menghilangkan jejak kekerasan dan eksploitasi di dalamnya.
Mengapa PMI Asal Sumatera Utara Jadi Target Favorit Sindikat Kamboja?
Penyelidikan menunjukkan beberapa alasan utama:








