Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Harga Bitcoin (BTC) Bertengger di Level US$ 86.198 Turun 9,94% Dalam Sepekan

×

Harga Bitcoin (BTC) Bertengger di Level US$ 86.198 Turun 9,94% Dalam Sepekan

Sebarkan artikel ini
Bitcoin
Harga Bitcoin (BTC) tengah mengalami penurunan. Mengutip Coin market cap , harga Bitcoin berada di level US$ 86.198, turun 9,94% dalam sepekan.

Topikseru.com – Pada perdagangan Minggu (23/11) Harga Bitcoin (BTC) tengah mengalami penurunan. Mengutip Coin market cap , harga Bitcoin berada di level US$ 86.198, turun 9,94% dalam sepekan.

Menurut Founder FLOQ, Yudhono Rawis, pelemahan Bitcoin menuju area sekitar US$ 85.000 saat ini menunjukkan indikasi awal dimulainya fase bear market.

Sejumlah faktor makro, termasuk penguatan dolar AS, risk-off sentimen global, dan outflow ETF, telah mendorong pergeseran struktur pasar menuju kondisi yang lebih defensif.

Meskipun harga melemah, data on-chain tidak menunjukkan tanda-tanda kapitulasi yang menjadi ciri awal bear market.

Siklus kali ini berbeda, karena struktur fundamental tetap lebih kuat.

Karena itu, Yudhono menekankan pentingnya memantau pergerakan harga hingga akhir tahun untuk memastikan apakah tren bearish ini semakin dalam atau mulai menemukan stabilitas.

“Pasar menunjukkan indikasi awal bear market, namun fundamental Bitcoin tetap kuat. Investor perlu disiplin, objektif, dan terus mengevaluasi pergerakan hingga akhir tahun untuk menentukan apakah bear market ini semakin dalam atau mulai stabil,” ujar Yudhono.

Baca Juga  Harga Kripto Kembali Berada di Zona Hijau di Perdagangan Rabu, (27/8/2025): Bitcoin Naik 1,44% dan Ethereum Meroket 5,23%

Yudhono menambahkan pergerakan Bitcoin jangka pendek sangat dipengaruhi oleh dinamika makro global.

Pernyataan hawkish dari pejabat The Fed membuat pasar menunda ekspektasi penurunan suku bunga, memicu risk-off yang menekan Bitcoin.

Penguatan indeks dolar AS (DXY) turut memberi tekanan karena umumnya bergerak terbalik dengan BTC.

Selain itu, pelemahan sektor teknologi seperti Nasdaq semakin memperkuat kondisi bearish, mengingat investor institusional memposisikan Bitcoin sebagai aset berisiko tinggi.

Kombinasi faktor ini menjadi indikator awal bear market yang terbentuk oleh faktor makro

Meski begitu, data on-chain menunjukkan kondisi yang lebih sehat dibanding bear market sebelumnya.