Scroll untuk baca artikel
DaerahHeadline

Korban Bencana Sumatera Utara Meningkat Jadi 217 Jiwa, 209 Warga Masih Hilang

×

Korban Bencana Sumatera Utara Meningkat Jadi 217 Jiwa, 209 Warga Masih Hilang

Sebarkan artikel ini
bencana Sumatera Utara
Ilustrasi banjir bandang. Foto: Antara/Altas Maulana.

Topikseru.com – Jumlah korban meninggal akibat rangkaian banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera Utara terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Senin (1/12/2025), total korban tewas mencapai 217 jiwa.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa pada hari keempat proses pencarian, tim SAR kembali menemukan jenazah warga yang sebelumnya dilaporkan hilang.

“Korban meninggal tersebar di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Deli Serdang, Nias, serta Kota Sibolga dan Padang Sidempuan,” ujar Suharyanto.

Ratusan Warga Masih Hilang

Tak hanya korban meninggal, jumlah warga yang belum ditemukan juga meningkat seiring bertambahnya laporan dari keluarga di berbagai posko pengungsian.

BNPB mencatat 209 orang masih dinyatakan hilang dan proses pencarian masih terus dilakukan dengan mengerahkan personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan daerah.

Baca Juga  Sumut Berduka: Korban Meninggal Dunia Banjir dan Longsor Menjadi 47 Orang, 9 Masih Hilang

Jumlah Pengungsi Terus Bertambah

Gelombang pengungsian dari berbagai wilayah terdampak turut mengalami peningkatan. Data terbaru BNPB mencatat sedikitnya:

  • 3.600 jiwa di Tapanuli Utara
  • 1.659 jiwa di Tapanuli Tengah
  • 4.661 jiwa di Tapanuli Selatan
  • 4.456 jiwa di Kota Sibolga
  • 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan
  • 1.378 jiwa di Mandailing Natal

Total pengungsi diperkirakan lebih dari 17 ribu jiwa.

Akses Transportasi Banyak Terputus

Kerusakan parah akibat longsor dan banjir juga membuat sejumlah akses darat lumpuh. Jalur utama penghubung berbagai kabupaten tak dapat dilalui kendaraan.

Tarutung–Sibolga Masih Terisolasi

Salah satu titik terparah berada di jalur Tarutung–Sibolga, di mana puluhan kilometer jalan tertutup material longsor.