Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Rupiah Spot Melemah Tipis 0,006% Dibuka di Level Rp16.696 Per Dolar AS

×

Rupiah Spot Melemah Tipis 0,006% Dibuka di Level Rp16.696 Per Dolar AS

Sebarkan artikel ini
Rupiah
rupiah spot melemah tipis 0,006% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.695 per dolar AS. Diketahui, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Di mana, yen Jepang dan dolar Taiwan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah sama-sama melonjak 0,06%.

Topikseru.com – Pada awal perdagangan hari ini. Selasa (9/12/2025) rupiah spot dibuka stabil dibuka di level Rp 16.696 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.

Ternyata hal ini membuat rupiah spot melemah tipis 0,006% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.695 per dolar AS.

Diketahui, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Di mana, yen Jepang dan dolar Taiwan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah sama-sama melonjak 0,06%.

Berikutnya ada baht Thailand yang terkerek 0,05%. Disusul, yuan China dan dolar Hongkong yang sama-sama menguat tipis 0,01%.

Sementara itu, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,35%. Lalu ada ringgit Malaysia yang terkoreksi 0,17%.

Kemudian won Korea Selatan terlihat turun 0,01% dan dolar Singapura melemah tipis 0,008% terhadap the greenback.

Baca Juga  Analis Pasar: Rupiah Spot Bakal Bergerak Fluktuatif Tapi Cenderung Melemah di rentang Rp 16.600–Rp 16.650 Per Dolar AS

Analis Pasar: Rupiah akan Bergerak fluktuatif di Rentang Rp16.690–Rp16.730 Per Dolar AS

di perdagangan awal pekan rupiah spot ditutup melemah di mana minimnya katalis penguatan mendorong rupiah diproyeksi masih tertekan hari ini (9/12/2025).

Asal tahu saja, Senin (8/12/2025), kurs rupiah di pasar spot melemah Rp 47 atau 0,28% menjadi Rp 16.695 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah Jisdor melemah Rp 33 atau 0,20% menjadi Rp 16.688 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong bilang sentimen rupiah pada umumnya masih cenderung ke arah yang negatif pada Selasa (9/12/2025). Apalagi pasar masih melihat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) merespon kebijakan pemerintah yang longgar untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi ke depan.