Edukasi

Teks Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial

×

Teks Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial

Sebarkan artikel ini
Teks Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial Rajab, shalat, dan kepedulian sosial merupakan satu rangkaian nilai yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seorang Muslim.

Topikseru.com – Teks Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial Rajab, shalat, dan kepedulian sosial merupakan satu rangkaian nilai yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seorang Muslim.

Rajab merupakan bulan mulia yang di dalamnya terjadi peristiwa Isra Mi’raj yang mewajibkan shalat bagi umat Islam.

Shalat adalah tiang agama Islam yang membentuk iman dan akhlak dengan buahnya adalah kepedulian sosial.

Ketika shalat dijalankan dengan kesadaran dan kekhusyukan, maka tidak hanya akan menguatkan hubungan dengan Allah, tetapi juga menumbuhkan empati, kepekaan, dan tanggung jawab terhadap sesama.

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعَمٍ لَا تُحْصَى، وَسُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى، وَعَرَّجَ بِهِ بِصُحْبَةِ جِبْرِيلَ الْأَمِينِ إِلَى السَّمَاوَاتِ الْعُلَى، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ذُو الْأَسْمَاءِ الْحُسْنَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الْهُدَى، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ نُجُوْمِ الدُّجَى، وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِيهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَاءِ الْكُبْرَى، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ رَحِمَكُمُ اللّٰهُ، اِتَّقُوا اللّٰهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: اُتْلُ مَا أُوْحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلٰوةَ ۗ إِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah swt yang senantiasa melimpahkan nikmat iman, Islam, dan kesehatan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini khatib mengajak seluruh jamaah wabil khusus kepada diri khatib pribadi untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa, yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

Ketakwaan itulah sebaik-baik bekal hidup, yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Allah berfirman:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

Artinya: “Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Al-Baqarah • Ayat 197)

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah, Allah swt kembali mempertemukan kita dengan bulan Rajab, salah satu bulan haram yang dimuliakan.

Rajab mengingatkan kita pada peristiwa agung Isra’ Mi’raj, saat diwajibkannya shalat lima waktu sebagai tiang agama dan amalan pertama yang akan dihisab kelak.

Namun perlu kita sadari bahwa shalat tidak cukup hanya dikerjakan secara ritual saja, melainkan harus berdampak pada peningkatan ketakwaan dan kepedulian sosial. Shalat yang benar akan mencegah perbuatan keji dan mungkar, menumbuhkan empati, serta mendorong kita untuk peduli dan bermanfaat bagi sesama.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ankabut ayat 45:

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ ۝٤٥

Artinya: “Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa shalat bukan hanya memiliki dimensi hubungan dengan Allah (ḥablun minallah) semata namun memiliki dimensi hubungan dengan sesama manusia (ḥablun minannas).

Shalat yang benar dan tidak berhenti pada gerakan dan bacaan semata seharusnya mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Artinya, kualitas shalat seseorang tercermin dalam sikap dan perilaku sosialnya. Shalat yang hidup dan bermakna akan melahirkan kepekaan nurani, rasa empati, dan kepedulian terhadap penderitaan orang lain.

Baca Juga  Naskah Khutbah Jumat: Dua Tanda Dicabutnya Rasa Syukur dari Hati Seorang Muslim

Jika shalat hanya menjadi rutinitas tanpa dampak sosial, maka esensi ibadah tersebut patut direnungkan kembali.

Oleh karena itu di sinilah Rajab mengajarkan keseimbangan antara ibadah personal dan tanggung jawab sosial. Semangat mendekatkan diri kepada Allah harus sejalan dengan semangat menolong sesama.

Kepedulian sosial dapat diwujudkan melalui berbagai cara seperti bersedekah kepada fakir miskin, membantu tetangga yang kesulitan, menjaga lingkungan, hingga bersikap santun dan adil dalam pergaulan.

Semua itu merupakan cerminan dari shalat yang berbuah kebaikan. Terlebih saat ini kita dihadapkan pada kondisi di mana banyak saudara kita yang terdampak musibah bencana alam. Mereka sangat membutuhkan bantuan kita.

Jika hati kita tidak tergerak untuk membantunya, maka bisa jadi ada yang salah dalam shalat kita. Bisa jadi kita termasuk orang yang lalai dan shalat yang kita lakukan karena hanya sebatas menggugurkan kewajiban saja sekaligus tidak berdampak pada kepribadian kita. Allah swt telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an surat Al-Maun ayat 4-7

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ (٤) الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ (٥) الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ (٦) وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ (٧

Artinya: “Celakalah orang-orang yang melaksanakan shalat, (yaitu) yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan (memberi) bantuan.”

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah, Bulan Rajab menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk membersihkan hati dari sikap egois dan individualistis. Dalam konteks kehidupan modern yang cenderung kompetitif dan serba cepat saat ini kepedulian sosial sering terpinggirkan.

Padahal, Islam mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Rasulullah saw bersabda: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ Artinya:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

Shalat yang kita dirikan setiap hari sejatinya adalah pengingat agar kita tidak menutup mata terhadap realitas sosial di sekitar.

Dengan demikian, Rajab, shalat, dan kepedulian sosial merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Rajab mengingatkan pada sejarah spiritual umat Islam, shalat membentuk kepribadian dan ketakwaan, sementara kepedulian sosial menjadi bukti nyata dari keimanan tersebut.

Menyambut bulan-bulan mulia berikutnya, mari jadikan Rajab sebagai titik awal memperbaiki kualitas shalat sekaligus meneguhkan komitmen untuk hadir sebagai pribadi yang peduli, bermanfaat, dan membawa rahmat bagi sesama.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung