Edukasi

Naskah Khutbah Jumat, 26 Desember 2026: Meraih Ampunan dengan Memperbanyak Tobat di Bulan Rajab

×

Naskah Khutbah Jumat, 26 Desember 2026: Meraih Ampunan dengan Memperbanyak Tobat di Bulan Rajab

Sebarkan artikel ini
Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat, 26 Desember 2026: Meraih Ampunan dengan Memperbanyak Tobat di Bulan Rajab di mana bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan, oleh syariat dikenal dengan istilah asyhurul hurum.

Topikseru.com – Naskah Khutbah Jumat, 26 Desember 2026: Meraih Ampunan dengan Memperbanyak Tobat di Bulan Rajab di mana bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan, oleh syariat dikenal dengan istilah asyhurul hurum.

Di bulan Rajab ini, terdapat banyak sekali keutamaan dan fadilah yang seyogyanya diraih oleh umat Islam, salah satunya adalah ampunan Allah.

Hal itu karena bulan Rajab identik dengan bulan istighfar di mana ampunan Allah dibuka seluas-luasnya bagi orang-orang yang mau bertobat.

Khutbah I

اَلحَمْدُ لله الْمَاجِدِ الْقَهَّارِ اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ تَذْكِرَةً لِاُولِي الْقُلُوْبِ وَالْاَبْصَارِ وَتَذْكِرَةً لِذَوِي الْاَلْبَابِ وَ الْاِعْتِبَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله الغَفُوْرُ الرَّحِيْم وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْهَادِي اِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَى النَّبِيِّ الكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. قال الله تعالى: وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Ma’asyaral muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita berupaya meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dengan terus berupaya melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Wasiat taqwa ini menjadi sangat penting untuk disampaikan karena kualitas ketakwaan seseorang menjadi fondasi urusan kebaikan dunia dan akhirat.

Ketika fondasi yang bernama takwa itu kuat, maka kebaikan-kebaikan lain yang berdiri di atasnya juga akan berdiri kokoh.

Namun, manakala fondasi itu rapuh maka kebaikan-kebaikan yang lain juga goyah. Ma’asyaral muslimin rahimakumullah Sebagai makhluk yang dibekali akal dan nafsu, adalah sebuah keniscayaan jika manusia dalam perjalanan hidupnya melakukan kesalahan dan dosa.

Hal ini juga sejalan dengan pepatah yang mengatakan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Dalam hal ini, syariat juga memaklumi dan mengakui bahwa manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya: “Sesungguhnya, seluruh anak adam (manusia) adalah para pendosa, dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertobat.” (HR Ibnu Majah)

Berdasarkan hadits tersebut, Rasulullah Saw. mengakui bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan perbuatan dosa dalam hidupnya.

Namun, kita dilarang untuk berlarut-larut dalam perbuatan dosa dan membiarkan kesalahan masa lalu yang pernah dilakukan mengendap dalam jiwa.

Kita dituntut untuk terus memperbaiki diri, bertobat serta memohon ampun kepada Allah atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat.

Ma’asyaral muslimin rahimakumullah
Bulan Rajab ini merupakan momentum yang paling tepat untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dengan beristighfar dan bertobat kepada Allah.

Hal ini karena Rajab adalah bulan yang mulia, salah satu dari empat bulan yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai asyhurul hurum.

Di dalamnya terdapat banyak fadilah dan keutamaan yang disediakan untuk umat manusia, khususnya umat Islam.

Terkait kemuliaan bulan Rajab ini, Rasulullah Saw. bersabda, خِيرَةُ اللهِ مِنَ الشُّهُورِ شَهْرُ رَجَبٍ وَهُوَ شَهْرُ اللهِ، مَنْ عَظَّمَ شَهْرَ اللهِ رَجَب فَقَدْ عَظَّمَ أَمْرَ اللهِ، وَمَنْ عَظَّمَ أَمْرَ اللهِ أَدْخَلَهُ جَنَّاتِ النَّعِيمِ، وَأَوْجَبَ لَهُ رِضْوَانَهُ الْأَكْبَرَ

Artinya: “Bulan pilihan Allah adalah bulan Rajab. Rajab itu adalah bulannya Allah. Barang siapa yang memuliakan bulan Allah yaitu bulan Rajab, maka ia telah memulakan urusan Allah. Dan barang siapa yang memuliakan urusan Allah maka ia akan dimasukkan ke Surga Na’im dan pasti akan mendapatkan ridha yang agung dari Allah.” (HR. Al-Baihaqi)

Dalam hadits di atas, kemuliaan bulan Rajab terletak pada penisbatan bulan tersebut kepada Allah. Sebab, apapun yang dinisbatkan kepada sesuatu yang mulia akan ikut mulia juga.

Imam al-Fasyani dalam kitab Tuhfatul Ikhwan menjelaskan bahwa hikmah bulan Rajab disebut sebagai bulannya Allah adalah karena luasnya ampunan Allah pada saat itu.

Orang-orang yang bertobat dan meminta ampun pada bulan Rajab akan diberikan ampunan langsung oleh Allah tanpa melalui wasilah atau pemberi syafaat. (Ahmad bin Hijazi al-Fasyani, Tuhfatul Ikhwan, [Mesir, Mathba’ah al-Kasitliyah, 1297 H.], hal. 12)

Ma’asyaral muslimin rahimakumullah Dengan keistimewaan yang terdapat dalam bulan Rajab sebagai bulan penuh ampunan, para ulama kemudian menjuluki bulan tersebut sebagai bulan istighfar.

Baca Juga  Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Jangan Rusak Alam, Ingat Pertanggungjawaban di Akhirat

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam dalam kitab Kanzun Najah was Surur, disebutkan bahwa,

رجب شهر الاستغفار وشعبان شهر الصلاة على النبي المختار و رمضان شهر القرآن

Artinya: “Rajab adalah bulan istighfar. Sya’ban adalah bulan bershalawat kepada nabi yang terpilih (Nabi Muhammad Saw.), dan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an.” (Abdul Hamid Kudus al-Makky, Kanzun Najah was Surur, [Beirut: Darul Hawi, 2009], hal. 138)

Anjuran untuk memperbanyak membaca istighfar di bulan Rajab juga disampaikan dalam sebuah riwayat dari sahabat Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan oleh ad-Dailami,

أَكْثرُوا من الاسْتِغْفَار فِي شهر رَجَب فَإِن لله فِي كل سَاعَة مِنْهَا عتقاء من النَّار وَإِن لله مَدَائِن لَا يدخلهَا إِلَّا من صَامَ رَجَب

Artinya: “Perbanyaklah istighfar pada bulan Rajab. Karena di setiap waktu pada bulan tersebut, Allah membebaskan orang-orang dari api neraka. Di syurga, Allah memiliki beberapa kota yang hanya bia dimasuki oleh orang yang puasa pada bulan Rajab.” (Ad-Dailami, Al-Firdaus bi Ma’tsuril Khitab, [Beirut: Darul Kutb al-Ilmiyah, 1986], juz I, hal. 81)

Ma’asyaral muslimin rahimakumullah Maka dari itu, marilah kita manfaatkan kesempatan ini untuk membersihkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan memperbanyak membaca istighfar.

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan syarat-syarat bertobat agar tobat kita diterima oleh Allah swt.

Sebagaimana disebutkan oleh Syaikh al-Kurdi dalam kitab Tanwirul Qulub, syarat-syarat tobat yaitu; pertama, menyesali perbuatan dosa yang pernah kita lakukan di masa lalu.

Kedua, bertekad untuk tidak akan melakukan kesalahan yang sama di waktu mendatang. Ketiga, mengembalikan harta yang kita peroleh secara zalim kepada pemiliknya, atau ahli warisnya, atau bersedekah atas nama mereka jika sulit menjumpai pemiliknya.

Keempat, memaafkan musuh dan berbuat baik kepadanya jika memungkinkan. (Muhammad Amin al-Kurdi, Tanwirul Qulub, [Srabaya: Al-Haramain, t.t], hal. 421).

Ma’asyaral muslimin rahimakumullah
Demikianlah khutbah singkat yang dapat disampaikan pada kesempatan yang mulia ini. semoga kita semua diberikan kemampuan oleh Allah untuk memaksimalkan diri memanfaatkan bulan Rajab dalam meraih ampunannya. Aamiin yarabbal ‘alamin…

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَحَبِيبُهُ وَخَلِيلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُورِ وَحَافِظُوا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجَمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَ اعْلَمُوا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بسم الله الرحمن الرحيم إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيها اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ سَادَاتِنَا أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَن بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِيهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِينَ وَ الْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُحِيبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِي الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ، رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبَنَا غِلَّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنِ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدُكُمْ وَ لَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ واللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Muhammad Zainul Mujahid, Alumnus Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, mengabdi di Pondok Pesantren Manhalul Ma’arif Lombok Tengah.