Scroll untuk baca artikel
Daerah

Pukat Trawl Jadi Ancaman, Ekonomi Nelayan di Tapteng Merosot

×

Pukat Trawl Jadi Ancaman, Ekonomi Nelayan di Tapteng Merosot

Sebarkan artikel ini
Pukat Trawl
Ilustrasi pukat harimau atau trawl

TOPIKSERU.COM, TAPTENG – Keberadaan pukat trawl terus menjadi momok bagi sebagian besar masyarakat nelayan tradisional khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga.

Selain berdampak bagi ekosistem laut, kehidupan ekonomi masyarakat nelayan tradisional yang menggantungkan hidup dari hasil mencari ikan, pun kian merosot.

Setidaknya keluhan itu yang kerap diterima Lurah Lubuk Tukko Baru, Lodewik Fraus Seran Marpaung, dari beberapa warganya.

Lodewik mengatakan beberapa masyarakat yang notabene sebagai nelayan sengaja menemuinya mengadukan kondisi ekonomi mereka karena hasil tangkapan ikan terus berkurang.

“Keluhan warga ini hasil tangkapan terus menurun, membuat masyarakat resah dan tidak tahu harus berbuat apa,” kata Lodewik kepada topikSeru.com, Senin (13/1).

Baca Juga  KPU Sibolga Gelar FGD Penggunaan Silon dan Perubahan Regulasi

Dia mengatakan tak jarang warga turut menitipkan harapan agar menyampaikan kondisi ini kepada pemangku kebijakan sehingga pukat trawl ditertibkan dari wilayah tangkap nelayan tradisional.

“Akibatnya banyak BPJS kesehatan warga lubuk Tukko Baru yang menunggak,” ujar Lurah Tukko Baru Lodewik.

Kepada warga Lodewik meyakinkan akak menyampaikan keluhan tersebut dan memperjuangkan agar warganya bisa mendapatkan bantuan.

“Saya akan terus berupaya agar warga di kelurahan ini mendapatkan penghidupan yang layak, dengan pendekatan kepada Kepala Daerah, supaya memperbanyak program yang menyentuh langsung kepada masyarakat,” kata Lodewik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *