Khutbah Jumat 10 Juli 2025: Meraih Keutamaan Bulan Muharram

Kamis, 10 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Khutbah Jumat 10 Juli 2025 berjudul Meraih Keutamaan Bulan Muharram
di mana bulan yang sarat makna dan penuh hikmah. Bulan Muharram dapat menjadi momentum bagi umat muslim untuk melakukan perubahan dan perbaikan diri, serta memperbarui niat dan tujuan hidup.

Khutbah Jumat 10 Juli 2025 berjudul Meraih Keutamaan Bulan Muharram di mana bulan yang sarat makna dan penuh hikmah. Bulan Muharram dapat menjadi momentum bagi umat muslim untuk melakukan perubahan dan perbaikan diri, serta memperbarui niat dan tujuan hidup.

Topikseru.comKhutbah Jumat hari ini Jumat 10 Juli 2025 berjudul Meraih Keutamaan Bulan Muharram di mana bulan yang sarat makna dan penuh hikmah.

BACA JUGA: Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan

Bulan Muharram dapat menjadi momentum bagi umat muslim untuk melakukan perubahan dan perbaikan diri, serta memperbarui niat dan tujuan hidup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Maka, penting bagi umat muslim mengetahui keistimewaan dan keutamaan bulan Muharram, agar menjadi penyemangat dalam perbaikan diri.

BACA JUGA: Ini Keistimewaan Hari Jumat, Hari yang Disakralkan Langit dan Bumi, Tak Dimiliki Hari Lain!

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Meraih Keutamaan Bulan Muharram”

Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَى وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kepada Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah, pada kesempatan yang mulia ini, izinkan khatib menyampaikan wasiat kepada kita semua, termasuk kepada diri khatib sendiri, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

Baca Juga  Teks Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme

Ketakwaan itu kita wujudkan dengan penuh keikhlasan melalui ketaatan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam kitab Kifayatul Atqiya halaman 21, Syekh Abi Bakr Syatta menjelaskan:

لَا يَنَالُ خَيْرًا عَاجِلًا وَلَا آجِلًا إِلَّا بِالتَّقْوَى وَلَا يُدْفَعُ شَرٌّ عَاجِلًا وَلَا آجِلًا ظَاهِرًا وَلَا بَاطِنًا إِلَّا بِالتَّقْوَى وَهِيَ وَصِيَّةُ اللَّهِ لِلأَوَّلِينَ وَالأَخِرِينَ

Artinya: “Tidak ada kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat, kecuali dengan takwa. Tidak ada yang bisa menolak keburukan, baik segera atau kelak, tampak maupun tersembunyi, kecuali dengan takwa. Itulah wasiat Allah kepada orang-orang terdahulu dan kemudian.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Saat ini kita sedang berada di salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam, yakni bulan Muharram. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (QS At-Taubah. Ayat 36).

Ayat ini mencerminkan karunia luar biasa dari Allah Ta’ala. Dalam ayat tersebut, Allah menunjukkan kelembutan dan pemahaman-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang mungkin tidak mampu menjaga ketaatan secara konsisten sepanjang tahun.

Oleh karena itu, Allah menganugerahkan waktu istimewa selama empat bulan mulia, sebagai kesempatan bagi hamba-Nya untuk mengisi kekurangan dan menyempurnakan ketaatan yang terlewat di bulan-bulan lainnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Qusyairi dalam kitab tafsir Lathaiful Isyarat, jilid 2, halaman 23:

لَمَّا عَلِمَ أَنَّهُمْ لَا يُدَاوِمُونَ عَلَى مُلَازَمَةِ الْقُرْبِ أَفْرَدَ بَعْضَ الشُّهُورِ بِالتَّفْضِيلِ، لِيَخُصُّوهَا بِاسْتِكْثَارِ الطَّاعَةِ فِيهَا

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 06:26

Khutbah Jumat 10 Juli 2025: Meraih Keutamaan Bulan Muharram

Berita Terbaru