Artinya: “Tidak ada kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat, kecuali dengan takwa. Tidak ada yang bisa menolak keburukan, baik segera atau kelak, tampak maupun tersembunyi, kecuali dengan takwa. Itulah wasiat Allah kepada orang-orang terdahulu dan kemudian.”
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Saat ini kita sedang berada di salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam, yakni bulan Muharram. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (QS At-Taubah. Ayat 36).
Ayat ini mencerminkan karunia luar biasa dari Allah Ta’ala. Dalam ayat tersebut, Allah menunjukkan kelembutan dan pemahaman-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang mungkin tidak mampu menjaga ketaatan secara konsisten sepanjang tahun.
Oleh karena itu, Allah menganugerahkan waktu istimewa selama empat bulan mulia, sebagai kesempatan bagi hamba-Nya untuk mengisi kekurangan dan menyempurnakan ketaatan yang terlewat di bulan-bulan lainnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Qusyairi dalam kitab tafsir Lathaiful Isyarat, jilid 2, halaman 23:
لَمَّا عَلِمَ أَنَّهُمْ لَا يُدَاوِمُونَ عَلَى مُلَازَمَةِ الْقُرْبِ أَفْرَدَ بَعْضَ الشُّهُورِ بِالتَّفْضِيلِ، لِيَخُصُّوهَا بِاسْتِكْثَارِ الطَّاعَةِ فِيهَا
Artinya: “Ketika Allah mengetahui bahwa hamba-hamba-Nya tidak dapat terus-menerus menjaga kedekatan dengan-Nya, maka Allah memberikan keutamaan pada beberapa bulan tertentu agar mereka memperbanyak ketaatan di dalamnya.”
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Melihat keutamaan dan keistimewaan yang ada di bulan Muharram, seyogyanya bagi umat muslim tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Banyak sekali amalan yang sangat dianjurkan di bulan Muharram, di antaranya adalah puasa. Sebagaimana riwayat Imam Muslim dari sahabat Muawiyah:
قَالَ مُعَاوِيَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللّٰهِ ﷺ يَقُولُ لِهَذَا الْيَوْمِ هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبِ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَصُومَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يُفْطِرَ فَلْيُفْطِرْ
Artinya: “Sahabat Muawiyah berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang hari ini, ‘Hari ini adalah hari Asyura, dan Allah tidak mewajibkan puasa bagi kalian pada hari ini. Namun aku sendiri berpuasa, maka barangsiapa di antara kalian yang ingin berpuasa, silakan berpuasa. Dan barangsiapa yang ingin tidak berpuasa, silakan tidak berpuasa.'”(HR Muslim)
Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW menyebutkan tentang puasa Asyura dan bersabda “Aku sendiri berpuasa di hari Asyura” sabda ini tentu bermakna ada keutamaan dan kelebihan dalam puasa tersebut.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya