Selain itu, pelaku pasar juga melihat data manufaktur China yang dirilis swasta Caixin yang mengalami kontraksi di bawah 50.
Ibrahim mengatakan, hal itu mengindikasikan setelah perang dagang pengaruhi ekonomi China terutama data manufaktur.
“Investor di China dan umumnya di Asia ini kembali mengoleksi emas dunia sebagai safe haven. Itu salah satu fundamental membuat harga emas akan terus mengalami penguatan menuju USD 3.400 pekan ini,” kata Ibrahim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, harga emas anjlok lebih dari 1% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) setelah mencapai level tertinggi dalam hampir empat minggu.
Harga emas dunia tertekan oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat karena investor menjadi berhati-hati menjelang kemungkinan panggilan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping.
Dikutip dari CNBC, Rabu (4/6/2025), harga emas hari ini di pasar spot turun 0,8% menjadi USD 3.352,45 per ons, setelah mencapai harga tertinggi sejak 8 Mei, di awal sesi.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6% menjadi USD 3.350,6.
Kurs dolar AS naik 0,5% dari level terendah lebih dari sebulan yang dicapai pada awal sesi, membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli asing.
“Kita tengah memasuki periode yang dikenal sebagai masa lesu musim panas, jadi ada ekspektasi bahwa pasar emas bisa mengalami sedikit kelesuan atau konsolidasi menyamping,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.
Pasar sedang gelisah menjelang kemungkinan adanya panggilan telepon Trump-Xi Jinping minggu ini, setelah Trump menuduh China melanggar kesepakatan untuk mencabut tarif.
Pembicaraan tersebut terjadi saat ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia terus memanas.
Halaman : 1 2