“Pasokan likuid Bitcoin yang menyusut dengan cepat menciptakan kondisi bagi terjadinya guncangan permintaan dan volatilitas ke atas,” tulis Sygnum dalam laporan tersebut dilansir dari laman Cointelegraph.
Sejak akhir 2023, jumlah Bitcoin yang tersimpan di bursa kripto telah turun sekitar 1 juta BTC, dan tren ini terus meningkat.
Banyak dana investasi mulai menerbitkan saham atau surat utang guna membeli Bitcoin, yang semakin menyerap pasokan yang tersedia di pasar terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, ketidakpastian geopolitik dan fiskal termasuk pelemahan dolar AS serta meningkatnya utang negara mendorong investor global melirik pasar kripto sebagai aset lindung nilai.
Momentum ini juga diperkuat oleh langkah sejumlah negara bagian di AS. Tiga negara bagian baru-baru ini telah mengesahkan legislasi yang mengizinkan kepemilikan cadangan Bitcoin.
New Hampshire telah resmi menandatangani undang-undang tersebut, sementara Texas disebut-sebut akan segera menyusul.
Tak hanya di AS, minat internasional pun mulai berkembang.
Sygnum menyoroti bahwa pemerintah Pakistan serta partai Reform UK, yang saat ini memimpin dalam jajak pendapat pemilu Inggris, telah menyatakan niat untuk mengeksplorasi strategi cadangan nasional berbasis Bitcoin.
Halaman : 1 2