Topikseru.com – Berdasarkan data dari Coinmarketcap Selasa (10/6), pukul 10.06 WIB harga Bitcoin sekitar US$109.729 atau 3,86% dalam 24 jam terakhir.
BACA: Harga Bitcoin (BTC) Menguat 0,26% dan Masih Bertahan di Level US$ 105.777
Meskipun berada hanya 3% di bawah rekor tertingginya di US$111.965 pada 22 Mei lalu, para trader profesional masih berhati-hati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga Bitcoin kembali menunjukkan ketahanan dengan reli 3,5% sejak 7 Juni, menyentuh level US$108.500 pada perdagangan awal pekan ini.
Namun, sejumlah analis memperingatkan bahwa reli tersebut bisa saja tertahan di bawah US$110.000, mengingat korelasi Bitcoin yang masih tinggi terhadap pasar saham dan ketidakpastian ekonomi AS yang masih menghantui.
Indikator pasar derivatif menunjukkan bahwa sentimen belum sepenuhnya optimis, dengan premi futures Bitcoin masih stabil di sekitar 5%, level yang biasanya mencerminkan kondisi pasar netral.
Beberapa analis memang memproyeksikan potensi kenaikan Bitcoin hingga US$150.000, terutama bila ketidakpastian fiskal AS meningkat seiring rencana kenaikan plafon utang pemerintah sebesar US$4 triliun.
Namun, data pasar mencerminkan keraguan jangka pendek, diperparah oleh tekanan makroekonomi dan kesalahpahaman terhadap potensi efek kelangkaan pasokan Bitcoin.
“Reli ini tidak didorong oleh spekulasi leverage berlebih, yang justru menunjukkan fondasi pasar yang sehat,” tulis laporan tersebut.
“Namun, selama kekhawatiran akan resesi terus berlanjut, Bitcoin kemungkinan sulit menembus dan bertahan di atas US$110.000.”
Korelasi Erat dengan Saham
Korelasi Bitcoin dengan indeks S&P 500 saat ini berada di 82%, mengindikasikan bahwa pergerakan harga BTC masih selaras dengan aset berisiko lainnya.
Dalam empat minggu terakhir, korelasi ini tetap tinggi, mencerminkan bahwa investor masih menganggap Bitcoin sebagai aset risk-on alih-alih lindung nilai.
Kondisi ini memperkuat kekhawatiran bahwa gejolak ekonomi global, seperti perang dagang dan suku bunga tinggi, akan terus menjadi hambatan bagi Bitcoin dalam jangka pendek.
Meski demikian, BTC secara desain justru diciptakan sebagai alternatif di tengah ketidakstabilan ekonomi dan keuangan.
Optimisme Moderat di Kalangan Trader
Rasio margin long-to-short di bursa OKX menunjukkan posisi long mendominasi empat kali lipat dibanding posisi short.
Meski angka ini belum tergolong ekstrem, indikator tersebut mencerminkan optimisme yang masih ada di pasar. Dalam kondisi bullish ekstrem, rasio ini bisa mencapai lebih dari 20 kali.
“Tidak ada indikasi bahwa investor besar atau market maker tengah bersiap menghadapi kejatuhan harga BTC,” ungkap laporan tersebut.
Adapun potensi arus keluar modal dari obligasi pemerintah AS bisa menjadi katalis tambahan bagi Bitcoin.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya