Scroll untuk baca artikel
Ekonomi dan Bisnis

Harga Emas Spot Kembali Sentuh Rekor Tertinggi Dipicu Perang Iran vs Israel Semakin Memanas

×

Harga Emas Spot Kembali Sentuh Rekor Tertinggi Dipicu Perang Iran vs Israel Semakin Memanas

Sebarkan artikel ini
harga emas spot ada di level US$ 3.432,34 per ons troi, naik 1,37% dibanding sehari sebelumnya.
harga emas spot ada di level US$ 3.432,34 per ons troi, naik 1,37% dibanding sehari sebelumnya.

Topikseru.com – Pasca meningkatnya ketegangan geopolitik dan Israel menyerang Iran. Harga emas kembali menyentuh rekor tertinggi di pasar spot.

BACA JUGA: Harga Emas Spot Naik 1,46% Bertengger di Level US$ 3.436 Per Ons Troi

Berdasarkan data yang dilansir dari Bloomberg, per Jumat (13/6) harga emas spot ada di level US$ 3.432,34 per ons troi, naik 1,37% dibanding sehari sebelumnya.

Level tersebut juga menjadi level tertinggi baru, melampaui level tertinggi sebelumnya ada di level US$ 3.431 per ons troi yang dicapai pada 5 Mei 2025.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha mengatakan emas tetap menjadi primadona aset lindung nilai, terutama setelah ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali memanas.

Serangan militer dari Israel ke Iran mendorong lonjakan permintaan terhadap aset safe haven, sementara Iran menanggapi dengan peringatan keras.

Di sisi ekonomi, pelaku pasar juga disuguhi kejutan dari data inflasi Amerika Serikat (AS).

Rilis data CPI dan PPI terbaru memperlihatkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan, memperbesar peluang bahwa The Fed mungkin akan mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter pada akhir 2025.

Sentimen itu, kata Andy memberi tekanan pada Dolar AS, yang dalam beberapa sesi mengalami pelemahan tajam.

Baca Juga  Harga Emas di Aceh Naik Rp9.000 Dibanderol Rp5.214.000 Per Mayam di Perdagangan Senin (18/8/2025)

“Kelemahan dolar AS ini secara otomatis mendorong harga emas lebih tinggi karena daya beli investor non-AS menjadi lebih kuat,” tulisnya dalam risetnya.

Meski demikian, arah pasar tidak sepenuhnya satu sisi. Di tengah isu geopolitik dan pelemahan dolar.

Penguatan sementara dolar AS muncul menyusul kabar dari pengadilan AS yang membatalkan beberapa tarif dagang, mendorong selera risiko pasar.

Optimisme terhadap pembicaraan damai dagang antara AS dan China turut menekan minat investor pada aset lindung nilai, walaupun ketidakpastian tetap membayangi.

Menurut Andy, pasar masih menahan posisi di emas karena belum ada kejelasan soal arah final kebijakan fiskal dan moneter AS.

Secara teknikal, pergerakan harga emas ditopang sinyal penguatan tren naik yang semakin solid.
Kombinasi candlestick bullish dan posisi harga di atas garis Moving Average memperkuat proyeksi bahwa tren naik bisa berlanjut.

“Jika tekanan beli terus berlanjut dan tidak ada kejutan negatif dari data ekonomi atau pernyataan The Fed, maka emas berpotensi menguji area US$ 3.500 pada minggu depan,” sebutnya.

Namun, ia juga mengingatkan adanya skenario pembalikan (reversal).

Jika emas gagal bertahan di atas level support kritis US$ 3.212, maka peluang koreksi ke zona US$ 3.133 cukup terbuka.