Topikseru.com – Berdasarkan data harga Bitcoin (BTC) turun sebesar 30% setelah mencapai rekor tertingginya pada November 2024.
Namun, harga tersebut kembali melonjak pada April 2025 dan mencapai rekor tertinggi baru pada Mei.
Indikator on-chain yang berkaitan dengan pemegang jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan bahwa pemegang jangka panjang belum melakukan distribusi meskipun harga mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aktivitas pasar dari Long-Term Holder (LTH) dan Short-Term Holder (STH) memberikan gambaran tentang arah pergerakan Bitcoin di tahun 2025.
Harga Bitcoin Turun 1,06% dalam Waktu 24 Jam
Pada 23 Juni 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $101,300 atau setara dengan Rp1.663.779.038 mengalami penurunan 1,06% dalam 24 jam terakhir. Sepanjang periode ini, BTC sempat menyentuh level tertingginya di Rp1.692.442.141, dan harga terendahnya di Rp1614.273.807.
Dilansir dari CoinMarketCap, kini kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar $2.01 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 37% menjadi $61.84 miliar.
Perilaku Pemegang Jangka Panjang Bitcoin
Indikator Long-Term Holder Behavior Analysis pada Bitcoin dapat membantu menentukan kapan siklus pasar akan berakhir.
Secara historis, periode di mana aktivitas pengeluaran dan rasio Market Value to Realized Value (MVRV) tinggi (ditandai warna hijau), biasanya bertepatan dengan puncak siklus pasar Bitcoin.
Pemegang jangka panjang umumnya melakukan distribusi maksimal dua kali dalam satu siklus, setelah itu harga BTC mulai menurun.
Namun, siklus saat ini merupakan yang pertama yang mematahkan pola tersebut. Telah terjadi dua periode distribusi LTH yang jelas, yaitu pada Maret 2024 dan November 2024 hingga April 2025 (lingkaran hitam).
Akan tetapi, alih-alih mengalami penurunan, harga Bitcoin justru mencapai rekor tertinggi baru pada Mei 2025, mematahkan pola historis sebelumnya.
Rasio suplai antara Long-Term Holder (LTH) dan Short-Term Holder (STH) menunjukkan bahwa suplai LTH saat ini berada pada titik tertinggi sepanjang masa, yakni lebih dari 14 juta koin, sementara STH hanya memegang kurang dari empat juta koin.
Hal ini sangat berbeda dengan kondisi pada puncak siklus pasar sebelumnya, di mana LTH biasanya melakukan distribusi dan STH melakukan pembelian.
Sebagai kesimpulan, kedua indikator on-chain terkait distribusi pemegang ini menunjukkan bahwa puncak siklus pasar Bitcoin kemungkinan belum tercapai.
Realized Cap HODL Wave
Halaman : 1 2 Selanjutnya