Kinerja apik IPO ini memperlihatkan betapa pasar modal Indonesia masih jadi primadona untuk pendanaan jangka panjang. Sinyal positif ini sejalan dengan program RISE To IPO dari Kementerian UMKM, yang mendorong semakin banyak perusahaan menengah masuk bursa.
Awan Gelap Tarif Trump
Di balik euforia IPO, pelaku pasar tetap mencermati faktor eksternal. Kebijakan Presiden AS Donald Trump soal tarif impor baru ke enam negara tambahan, termasuk Filipina dan Irak, berpotensi memicu sentimen negatif lanjutan.
Surat penetapan tarif itu melengkapi kebijakan serupa kepada 14 negara lain, termasuk Korea Selatan dan Jepang. Ketidakpastian arah kebijakan Trump disebut bisa menahan laju pasar di beberapa sektor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasar Regional Campur Aduk
Dari Asia, sentimen inflasi China memengaruhi pergerakan indeks kawasan. Indeks Harga Konsumen (IHK) China tercatat naik tipis 0,1 persen (yoy) pada Juni 2025, sedangkan Indeks Harga Produsen (PPI) justru turun 3,6 persen (yoy).
Sementara itu, bursa Asia pagi ini bergerak variatif. Indeks Nikkei melemah 0,57 persen ke 39.725,69. Indeks Shanghai Composite menguat 0,40 persen ke 3.450,87, Hang Seng naik 1,24 persen ke 23.965,55, dan Strait Times menanjak 0,44 persen ke 4.010.
Wall Street kemarin (09/07) juga menutup sesi dengan sentimen positif di Nasdaq dan S&P 500, meski Dow Jones terkoreksi tipis.
Pelaku Pasar Tunggu The Fed
Selain faktor eksternal tarif, pelaku pasar juga menanti arah kebijakan The Fed. Risalah FOMC Meeting yang dirilis pada 08 Juli kemarin menegaskan suku bunga bertahan di level 4,25-4,50 persen, sinyal bahwa kebijakan moneter ketat masih berlanjut.
Sumber Berita : Antara
Halaman : 1 2