Koreksi tajam ini menjadi pengingat bahwa peran Bitcoin tidak lagi semata sebagai aset lindung nilai, tetapi juga semakin sensitif terhadap sentimen risiko global dan gejolak geopolitik.
Bitcoin: Dari Safe Haven ke Aset Sensitif Risiko?
Selama ini, Bitcoin sering dianggap sebagai safe haven atau lindung nilai terhadap pelemahan mata uang dan tekanan sistem keuangan tradisional.
Namun, dengan meningkatnya aliran dana institusional dan keterkaitan yang makin erat dengan makroekonomi global, reaksi Bitcoin terhadap konflik seperti ini menjadi lebih kompleks.
Eskalasi di kawasan kaya energi seperti Timur Tengah dapat memicu ketidakpastian di pasar global, termasuk aset kripto, yang kini lebih terhubung dengan sentimen pasar luas dibandingkan masa lalu.
Konsolidasi atau Awal Koreksi Lebih Dalam?
Para analis kini menyoroti apakah penurunan ini hanya respons sementara terhadap berita konflik atau merupakan sinyal awal dari fase konsolidasi lebih dalam setelah reli yang agresif sejak awal tahun.
Hingga pertengahan Juli, Bitcoin masih mencatat kenaikan lebih dari 90% secara year-to-date, sehingga koreksi teknikal dinilai wajar.
Secara teknikal, level support utama yang kini menjadi perhatian berada di sekitar US$116.500.
Jika tekanan berlanjut, zona permintaan berikutnya yang dianggap kuat berada di kisaran US$114.000 — yang juga merupakan area breakout pada akhir Juni lalu.












