Uji Asam Nitrat: Emas asli tidak akan bereaksi atau berubah warna saat ditetesi asam nitrat. Emas palsu akan menunjukkan perubahan warna seperti kuning keemasan (kuningan), hijau (besi), atau putih susu (perak). Metode ini berisiko dan sebaiknya dilakukan oleh profesional.
Uji Gosok dan Gores: Emas palsu dapat meninggalkan bekas warna gelap pada kulit. Jika digosokkan ke telapak tangan atau kertas dan warnanya pudar, itu bisa jadi emas palsu. Emas asli tidak meninggalkan bekas warna pada kulit atau kertas, namun akan meninggalkan goresan kuning pada keramik yang tidak diglasir.
Cek Tanda atau Cap (Hallmark): Emas asli, terutama perhiasan, biasanya memiliki tanda atau cap yang menunjukkan kadar kemurnian (misalnya, 10K, 18K, 24K, atau angka 1-999) di bagian yang tidak mencolok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Uji Bau: Emas asli tidak memiliki bau amis atau bau karat, bahkan setelah terkena air atau keringat. Emas palsu yang dicampur logam lain cenderung mengeluarkan bau.
Uji Gigit: Emas asli dengan kadar karat tinggi bersifat lunak dan akan meninggalkan sedikit bekas gigitan. Metode ini lebih efektif untuk emas batangan dan tidak dianjurkan untuk perhiasan karena dapat merusak.
Cek Sertifikat Keaslian: Cara paling akurat adalah memeriksa sertifikat dari perusahaan terkemuka seperti PT. Antam, yang biasanya memiliki fitur keamanan seperti watermark atau garis minor warna-warni di bawah sinar UV.
Mengecek Konduktivitas: Emas adalah konduktor panas dan listrik yang baik. Sifat konduktif ini dapat digunakan untuk menguji keasliannya, meskipun memerlukan alat khusus.
Untuk hasil yang paling akurat dan terpercaya, disarankan untuk membawa emas Anda ke toko perhiasan atau laboratorium pengujian emas profesional. Mereka memiliki peralatan dan keahlian untuk melakukan pengujian secara menyeluruh dan memberikan validasi keaslian emas Anda.