Sehari sebelumnya, logam mulia ini sempat menyentuh level terendah sejak 30 Juni. Namun, kontrak berjangka emas AS justru terkoreksi 0,5% menjadi US$ 3.282,10.
Trump mengumumkan revisi tarif impor atas berbagai produk, termasuk tembaga dan barang asal Brasil, serta mencabut pembebasan bea masuk untuk paket bernilai kecil dari luar negeri.
Ia juga mengonfirmasi tarif 15% atas produk asal Korea Selatan dan mengumumkan tarif 25% untuk barang dari India mulai Jumat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami optimis kesepakatan adil bisa tercapai dalam negosiasi dagang dengan China,” ujar Trump.
Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Melemah
Sementara itu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan dalam rapat kebijakan terakhirnya.
Pernyataan Ketua Jerome Powell memperlemah ekspektasi pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga pada September mendatang.
Padahal, harga emas umumnya terdongkrak saat suku bunga rendah, karena imbal hasil investasi non-bunga seperti emas menjadi relatif lebih menarik.
Pasar kini menanti rilis data inflasi inti PCE AS yang akan diumumkan Kamis malam waktu setempat. Konsensus Reuters memproyeksikan inflasi naik 0,3% (mtm) dan 2,7% (yoy).
Meski ekonomi AS tumbuh lebih tinggi dari perkiraan di kuartal II, para analis menilai data tersebut menyesatkan karena lonjakan PDB lebih banyak disebabkan oleh penurunan impor.
Sementara permintaan domestik justru tumbuh paling lambat dalam dua setengah tahun terakhir.
Kinerja logam lainnya: Harga spot perak stagnan di US$ 37,10 per troi ons. Platinum melemah 0,3% ke US$ 1.308,85, sementara palladium menguat 0,9% ke US$ 1.216,25 per troi ons.