Keputusan ini secara efektif mengakhiri periode pemangkasan produksi yang dilakukan OPEC+ sejak pandemi, yang awalnya bertujuan menopang harga minyak global.
Di sisi lain, desakan Amerika Serikat agar India menghentikan impor minyak Rusia dinilai berpotensi mengganggu arus perdagangan global.
Jika India mencari alternatif pasokan dan Rusia mengalihkan ekspor ke pasar lain, maka dinamika pasokan global bisa berubah secara signifikan.
Trump pada Selasa (5/8) kembali melontarkan ancaman tarif terhadap produk-produk asal India, jika negara tersebut tidak menghentikan impor minyak Rusia dalam 24 jam.
Ia juga menyebut penurunan harga energi dapat menekan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Pemerintah India menanggapi ancaman tersebut sebagai hal yang “tidak beralasan” dan menegaskan akan melindungi kepentingan ekonominya. Ketegangan ini memperdalam perselisihan dagang antara kedua negara.
Sementara itu, sentimen positif lainnya datang dari laporan industri yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat.
Menurut data dari American Petroleum Institute (API), persediaan minyak mentah AS turun 4,2 juta barel pekan lalu jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan hanya 600.000 barel.
Data resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) dijadwalkan akan dirilis pada Rabu malam waktu setempat.












