Uni Eropa Gigit Jari, Gugatan Indonesia Soal Biodiesel di WTO Menang: Keran Ekspor Terbuka Lebar di Benua Biru

Senin, 25 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Produk Biodiesel Indonesia yang kini menang dalam gugatan di WTO

Produk Biodiesel Indonesia yang kini menang dalam gugatan di WTO

Di Indonesia, pengembangan biodiesel dimulai sejak tahun 2006 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006 tentang Penggunaan Bahan Bakar Nabati untuk Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Sejak saat itu, produksi biodiesel kelapa sawit di Indonesia terus meningkat dan menjadi salah satu negara produsen biodiesel kelapa sawit terbesar di dunia.

Pengembangan biodiesel kelapa sawit di Indonesia memiliki latar belakang pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kemandirian energi nasional.

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin tinggi, maka upaya-upaya untuk mengembangkan energi terbarukan seperti biodiesel harus terus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah, produsen biodiesel, serta masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penggunaan biodiesel kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif juga memiliki manfaat yang besar bagi lingkungan dan ekonomi, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara, meningkatkan kemandirian energi nasional, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Sejarah Penemuan Biodiesel Pertama di Dunia

Biodiesel merupakan pencampuran antara minyak nabati dengan solar/diesel fosil. Ide awal pengembangan biodiesel di dunia dicetuskan oleh Rudolf Diesel tahun 1893. Pada waktu itu, Rudolf Diesel mencoba berbagai bahan bakar alternatif untuk menggerakkan mesin diesel temuannya. Bahan bakar yang dicoba mulai dari solar fosil, debu batu bara/coal dust hingga minyak nabati.

Penggunaan minyak nabati pada mesin diesel dipamerkan kepada publik untuk pertama kalinya di World’s Fair di Paris tahun 1900. Dalam pameran tersebut, Rudolf Diesel menggunakan minyak kacang tanah sebagai bahan bakar mesin diesel.

Keberhasilan pameran tersebut memukau pengunjung dan juga memotivasi Rudolf Diesel melakukan riset mendalam untuk mengejawantahkan visinya.

Ide pengembangan minyak nabati sebagai bahan bakar diesel pun harus pupus seiring dengan wafatnya Rudolf Diesel pada tahun 1913. Selain itu, ditemukannya proses destilasi minyak bumi yang menghasilkan solar fosil sebagai bahan bakar mesin diesel, membuat riset biodiesel semakin ditinggalkan.

Jika dibandingkan solar fosil, minyak nabati memiliki kelemahan sebagai bahan bakar mesin diesel yakni tidak bisa langsung digunakan pada mesin dan viskositasnya relatif lebih tinggi sehingga menyulitkan proses pembakaran.

Setelah harus terhenti cukup lama, penelitian minyak nabati sebagai bahan bakar diesel mendapat titik terang ketika G. Chavanne, ilmuwan Belgia, menemukan teknik tranesterifikasi pada tahun 1937.

Teknis tersebut dapat mengubah minyak nabati menjadi FAME (Fatty Acid Methyl Ester) sehingga sifat fisik atau molekulnya mirip dengan solar fosil.

Pengembangan biodiesel dunia semakin serius pada tahun 1970-an sebagai respon atas krisis minyak dunia. Terlebih dengan meningkatnya environment awareness, biodiesel sebagai energi rendah emisi dan lebih ramah lingkungan, mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat global.

Dan hingga hari ini pengembangan dan penggunaan biodiesel semakin intensif dilakukan di berbagai negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai salah satu negara produsen biodiesel, pengembangan biodiesel di Indonesia masih tergolong baru dibandingkan dengan negara lain seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Argentina atau Brazil yang telah terlebih dahulu mengembangkan biodiesel.

Meskipun baru seumur jagung, namun industri biodiesel Indonesia semakin berkibar dengan menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Harga Emas Perhiasan 24 Karat di Jakarta Naik Rp1.000 Dibanderol Rp1.692.000 Per Gram
Harga Emas Antam Melonjak Rp18.000 Dibanderol di Level di Rp2.060.000 Per Gram
PlanC Trader: Ada Peluang Lebih dari 50% Harga Bitcoin Bisa Sentuh kisaran US$140.000–150.000
Cara Buka Rekening BCA Online 24 Jam dengan Mudah dan Cepat
Harga Kripto Terduduk di Zona Merah di Perdagangan Selasa (6/8/2024): Bitcoin Turun 6,84 Persen dan Ethereum Turun 9,77 Persen
Harga Bitcoin Terkoreksi 0,78% Berada di Level $113,579 atau Setara dengan Rp1.861.258.327 Per Koin
Harga Emas Antam 6 September 2025 Cetak Rekor Tertinggi, Tembus Rp 2,06 Juta per Gram
KAI Sumut Catat Lonjakan Penumpang Kereta Api saat Libur Maulid Nabi, 29 Ribu Tiket Terjual