“Sebab, Amerika Serikat (AS) belum memutuskan untuk memangkas suku bunga,” ungkapnya.
Namun, hal itu bukan berarti tanpa harapan. Executive Director JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan, ada kesempatan untuk pemulihan sentimen terhadap pasar Indonesia di semester II 2025 dikarenakan beberapa hal.
Pertama, tren penurunan suku bunga global dan juga di Indonesia. Henry memprediksi, akan ada tiga kali lagi penurunan suku bunga BI sebesar masing-masing 25 bps di tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini akan membawa suku bunga acuan dari sekarang 5% ke 4,25% di akhir tahun 2025,” katanya.
Kedua, mata uang dolar AS yang stabil. Sehingga, menghasilkan tren penguatan rupiah dari sekitar Rp 16.900 per dolar AS di bulan Maret menjadi sekarang di kisaran level Rp 16.300 per dolar AS.
”Pergerakan mata uang yang lebih stabil akan memberikan dampak positif terhadap mayoritas kinerja keuangan perusahaan di Indonesia,” ungkapnya.
Ketiga, sentimen yang membaik mengenai Danantara dari sudut pandang investor asing.
“Danantara bisa menjadi katalis positif dalam jangka panjang untuk Indonesia, dari segi pertumbuhan ekonomi dan investasi,” paparnya.
Proyeksi Akhir 2025
Liza menegaskan, sebagian penguatan indeks hari ini didorong oleh saham-saham berkapitalisasi besar yang valuasinya sudah relatif tinggi.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya