“Euforia di level 8.000 hari ini lebih mencerminkan aksi window dressing sentimen positif dan kepercayaan yang sementara berhasil terjaga, dibandingkan sebuah tren baru yang sepenuhnya solid,” katanya.
Ke depan, hal yang paling penting ke kinerja IHSG adalah menjaga aliran dana asing agar tidak kembali keluar. Ini mengingat sejak awal tahun 2025, investor asing masih mencatat net sell hampir Rp50 triliun di all market YTD.
“Artinya, level 8.000 ini perlu dijaga bukan hanya sebagai pencapaian psikologis, tetapi juga sebagai sinyal bahwa Indonesia tetap kredibel sebagai destinasi investasi jangka menengah panjang,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Liza pun memproyeksikan IHSG secara moderat akan ada di level 7.800 pada akhir tahun 2025. Sementara, skenario terbaiknya IHSG bisa sentuh 8.000 di akhir tahun.
Daniel melihat, IHSG bisa ada di kisaran level 7.800-8.200 pada akhir tahun 2025.
Hingga akhir tahun, sektor yang menarik untuk dicermati sektor energi baru terbarukan (EBT), seperti TOBA, PGEO dan BREN.
“Ini mengingat dalam jangka pendek ada katalis positif dari terbitnya Patriot Bonds Danantara,” tuturnya.
Daniel pun merekomendasikan beli untuk TOBA, BREN, dan PGEO dengan target harga masing-masing Rp 1.600 per saham, Rp 11.000 per saham, dan Rp 1.800 per saham.