Senada, Herditya IHSG masih akan rawan terkoreksi dengan level support 7.917 dan resistance 7.977. Tapi, dia melihat masih ada peluang IHSG untuk menguat, terlebih jika mampu menembus resistance 8.008-8.017.
Dia perkirakan, sentimen yang akan mengiringinya ialah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, juga kondisi iklim politik dalam negeri yang masih memanas.
Sedang dari sisi global, Alrich menyebut IHSG akan bergerak seturut penantian pasar terhadap data Consumer Confidence Jepang bulan Agustus 2025 yang diperkirakan turun tipis ke level 33,5 dari 33,7 di Juli 2025
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari Jerman, akan dirilis data Retail Sales bulan Juli, yang ditaksir turun 0,4% secara bulanan (MoM) dari sebelumnya naik 1% MoM di bulan Juni 2025. Jerman juga akan merilis data inflasi bulan Agustus 2025 yang diperkirakan menjadi 2,1% dari posisi 2% di bulan sebelumnya.
Sedangkan dari AS, investor akan mencermati angka indeks Core PCE Price Juli 2025 yang diperkirakan stabil di level 0,3% MoM.
Atas sederet sentimen itu, investor kata Alrich bisa mencermati saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Sementara itu, rekomendasi Herditya jatuh pada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan support Rp 4.530 dan resistance Rp 4.650, PT Panin Financial Tbk (PNLF) Rp 282 dan Rp 290, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 4.030 dan Rp 4.520 per saham.