Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah berhasil ditutup menguat terhadap dolar AS pada Senin (1/9/2025) didukung oleh upaya intervensi BI.
Indeks dolar AS sendiri terpantau masih terus turun oleh prospek pemangkasan suku bunga oleh the Fed.
Serta ketidakpastian dari keputusan pengadilan AS yang kembali menganulir dan menganggap tarif Trump tidak konstitusional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari dometik, surplus perdagangan yang berkelanjutan juga mendukung rupiah. Namun surplus ini tidak solid karena meskipun ekspor tumbuh lebih rendah, tapi impor turun lebih besar.
Data inflasi memberikan gambaran yang beragam. Inflasi yang masih rendah terkendali, namun membuka peluang BI memangkas suku bunga yang tentunya bisa menekan rupiah untuk jangka pendek.
Lukman menilai, arah pergerakan rupiah hari ini akan tergantung pada perkembangan demonstrasi. Apabila sudah tidak ada eskalasi, rupiah berpotensi besar kembali menguat.
Dolar AS sendiri masih akan terus tertekan sepekan ini oleh perkembangan – perkembangan akhir ini yang menurunkan sentimen investor pada mata uang AS tersebut. BI juga senantiasa akan melakukan intervensi.
Lukman memproyeksikan rupiah pada Selasa (2/9/2025) bergerak di rentang Rp 16.350 – Rp 16.500 per dolar AS.