Berikutnya, yuan China turun 0,02% dan peso Filipina melemah 0,01% pada pagi ini.
Sementara itu, baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah menanjak 0,11%.
Diikuti, won Korea Selatan yang terlihat menguat 0,1% terhadap the greenback.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Analis Pasar: Rupiah Tergantung Perkembangan Demonstrasi
Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Senin (1/9/2025), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,49% dibanding pada penutupan perdagangan sebelumnya ke Rp 16.419 per dolar AS.
Sedangkan, rupiah berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah tipis 0,01% secara harian ke Rp 16.463 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, pergerakan rupiah pada Selasa (2/9/2025) diproyeksikan akan cenderung dipengaruhi oleh sentimen global, terutama dari Amerika Serikat.
Data ekonomi AS, seperti data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) dan perkembangan kebijakan moneter The Fed, akan menjadi faktor utama yang menentukan arah pergerakan dolar AS.
Jika data tersebut menunjukkan sinyal bahwa The Fed berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya lebih cepat dari perkiraan, maka dolar AS dapat melemah dan memberi ruang bagi penguatan rupiah.
Sebaliknya, jika data AS menunjukkan ekonomi yang kuat dan inflasi yang persisten, sentimen higher for longer (suku bunga tinggi dalam jangka waktu lebih lama) akan kembali mendominasi dan berpotensi menekan rupiah.
“Meskipun rupiah ditutup menguat pada Senin (1/9/2025), volatilitas masih mungkin terjadi,” ujar Sutopo kepada Kontan, Senin (1/9/2025).
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya