Namun, potensi kenaikan harga dibatasi oleh laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang memprediksi harga minyak global akan mendapat tekanan dalam beberapa bulan ke depan akibat meningkatnya persediaan.
Di pasar fisik, tanda-tanda pelemahan permintaan juga terlihat dari melemahnya selisih harga prompt di kawasan Atlantik.
“Fakta bahwa pasar tidak bereaksi besar terhadap eskalasi di Timur Tengah justru menunjukkan lemahnya kondisi pasar saat ini,” ujar analis StoneX, Alex Hodes.
Data dari American Petroleum Institute menunjukkan stok minyak mentah AS naik pekan lalu. Data resmi dari EIA akan dirilis Rabu waktu setempat.
Selain itu, pelaku pasar juga menunggu keputusan The Federal Reserve pekan depan.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga makin menguat setelah data ketenagakerjaan AS direvisi turun lebih tajam dari perkiraan.
Pemangkasan suku bunga dinilai dapat menekan biaya pinjaman, mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus meningkatkan permintaan minyak.












