“AS dan Qatar sama-sama menegaskan tidak ingin ada eskalasi lebih lanjut. Reaksi yang tenang dari negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk juga menunjukkan risiko meluasnya konflik masih terkendali,” kata Jorge Leon, Kepala Analisis Geopolitik Rystad Energy.
Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, pasar minyak juga melepas sebagian kenaikan karena serangan itu tidak berdampak langsung pada pasokan.
Sebelum serangan, harga minyak memang sudah berada di tren menguat. Katalisnya antara lain kenaikan produksi OPEC+ yang lebih kecil dari perkiraan, ekspektasi peningkatan stok minyak oleh China, serta kekhawatiran munculnya sanksi baru terhadap Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, potensi kenaikan harga dibatasi oleh laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang memprediksi harga minyak global akan mendapat tekanan dalam beberapa bulan ke depan akibat meningkatnya persediaan.
Di pasar fisik, tanda-tanda pelemahan permintaan juga terlihat dari melemahnya selisih harga prompt di kawasan Atlantik.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya