Menurut Ibrahim, data inflasi utama AS bulan Agustus akan diawasi secara ketat untuk melihat tanda-tanda peningkatan tekanan harga.
“Mengingat, sebagian besar tarif perdagangan Trump mulai berlaku bulan lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, dari domestik, rupiah dapat dipengaruhi oleh sentimen kabar pemerintah yang tengah menyiapkan stimulus tambahan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
“Masalah utama terletak pada pelaksanaan program pemerintah yang masih berjalan lambat,” kata Ibrahim.
Dus, untuk perdagangan Kamis (11/9/2025), Ibrahim memprediksi rupiah menguat di kisaran Rp 16.420–Rp 16.470 per dolar AS.












