Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Harga Minyak Mentah Dunia Ditutup Naik Lebih dari 1 Dolar Per barel Dipicu Kekhawatiran Geopolitik

×

Harga Minyak Mentah Dunia Ditutup Naik Lebih dari 1 Dolar Per barel Dipicu Kekhawatiran Geopolitik

Sebarkan artikel ini
Harga Minyak Mentah
harga minyak mentah dunia ditutup naik lebih dari 1 dolar per barel dipicu kekhawatiran geopolitik setelah Polandia menembak jatuh drone di wilayah udaranya dan Amerika Serikat mendorong sanksi baru terhadap pembeli minyak Rusia.

Dari sisi kebijakan moneter, pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16–17 September, yang bisa mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

Menteri Energi AS Chris Wright juga memperkirakan permintaan minyak global akan naik seiring pertumbuhan ekonomi, meski produksi AS bisa stagnan sementara waktu.

Namun, laporan Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan sinyal bearish bagi pasar. Stok minyak mentah AS naik 3,9 juta barel pada pekan yang berakhir 5 September, jauh berlawanan dengan perkiraan penurunan 1 juta barel.

Stok bensin naik 1,5 juta barel, padahal analis memperkirakan penurunan 200 ribu barel. Persediaan distilat (termasuk solar dan minyak pemanas) bahkan melonjak 4,7 juta barel, jauh di atas ekspektasi kenaikan 35 ribu barel.

Baca Juga  Seskab Teddy Bocorkan Rahasia Presiden Prabowo 'Menjinakkan' Tarif Impor Trump, DPR Memuji: Indonesia Naik Kelas di Mata Dunia

“Ini laporan yang sangat bearish. Stok minyak mentah naik, ditambah kenaikan besar pada bensin dan distilat. Setelah musim liburan musim panas, permintaan bensin tampaknya akan anjlok,” ujar John Kilduff dari Again Capital.

Kilduff menambahkan, lemahnya permintaan bensin ditambah data ekonomi AS yang menunjukkan perlambatan, khususnya di pasar tenaga kerja, bisa menjadi sinyal melambatnya ekonomi AS maupun global.

Sebelumnya, EIA juga memperingatkan harga minyak global berpotensi tertekan dalam beberapa bulan ke depan akibat peningkatan produksi dari OPEC+ (Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia).