“Investor merespons positif langkah pemerintah menyalurkan kas negara ke perbankan,” tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas.
LQ45 juga naik 9,90 poin atau 1,25 persen ke posisi 804,74. Pelaku pasar kini menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16–17 September 2025, yang diperkirakan masih menahan BI Rate di level 5 persen.
Respons Bank Himbara
BNI menyebut penempatan dana pemerintah akan menambah ruang likuiditas dan memperkuat fungsi intermediasi.
“BNI berkomitmen menyalurkan kredit sehat dan produktif, sejalan dengan prioritas pemerintah,” kata Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo.
Bank Mandiri menilai kebijakan ini mendukung stabilitas sistem keuangan.
“Dana pemerintah akan memperkuat Dana Pihak Ketiga (DPK) sekaligus memperlancar transmisi kebijakan moneter,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara.
Sementara BSI menegaskan dana ini akan dialirkan untuk program prioritas, mulai dari rumah subsidi hingga pembiayaan UMKM.
“Sejauh ini kinerja BSI solid. Hingga Mei 2025, pembiayaan masih tumbuh double digit,” kata Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar.
Dorong Ekonomi Riil
Purbaya menegaskan dana Rp200 triliun tidak boleh dipakai untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN).
“Tujuannya mendorong sektor riil. Kalau bank tidak menyalurkan kredit, justru mereka rugi sendiri,” tegasnya.
Dengan tambahan likuiditas ini, pemerintah berharap perbankan lebih agresif menyalurkan kredit, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional bisa terakselerasi dalam jangka pendek.












