Kedua, perhatikan sentimen domestik. Meskipun sentimen eksternal mendukung, nilai tukar rupiah masih rentan terhadap faktor dalam negeri dan arus modal.
Investor akan memantau data ekonomi domestik dan kebijakan moneter Bank Indonesia untuk mencari petunjuk arah pergerakan rupiah selanjutnya. Jika pasar tetap optimistis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, rupiah berpotensi menguat.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan, rupiah masih berpotensi bergerak stabil dengan kecenderungan menguat terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dukungan datang dari sentimen global, khususnya pelemahan dolar AS setelah pasar semakin yakin The Fed akan memangkas suku bunga pada rapat pekan depan.
Sentimen ini mendorong minat investor terhadap aset di negara berkembang, termasuk rupiah.
Selain itu, imbal hasil obligasi Indonesia yang relatif menarik juga masih memberi daya tarik bagi investor asing.
Namun demikian, ruang penguatan rupiah tetap terbatas karena pelaku pasar cenderung menahan diri menjelang pengumuman resmi dari The Fed dan Bank Indonesia.
Sutopo memproyeksikan rupiah pada Senin (14/9/2025) bergerak di rentang Rp16.350 – Rp 16.450 per dolar AS. Sedangkan Josua memperkirakan rupiah di rentang Rp 16.350 – Rp 16.430 per dolar AS.
Halaman : 1 2